REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) saat ini sedang berfokus terhadap rencana kepulangan sekitar 34.300 pekerja migran Indonesia (PMI) yang habis masa kontrak kerjanya. Tenaga kerja Indonesia (TKI) itu tersebar di berbagai negara.
"Adapun jumlah PMI yang saat ini sudah kembali ke Indonesia sudah mencapai ratusan ribu orang. Berdasarkan data kita hingga 30 Mei 2020, PMI yang sudah kembali ke Tanah Air sekitar 125.646 orang," ujar Kepala BP2MI Benny Ramdhani dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (5/5).
Menurut dia, para PMI itu berasal dari tujuh provinsi, yakni Jawa Timur (8.913 orang), Jawa Tengah (7.436 orang), Jawa Barat (5.832 orang), Nusa Tenggara Barat (4.202 orang), Sumatera Utara (2.878 orang), Lampung (1.814 orang), dan Bali (513 orang).
Ada pula di antaranya yakni 300 orang dari Kalimantan Bara; 293 orang asal Nusa Tenggara Timur; 274 orang dari Banten; dan 247 orang dari Kalimantan Timur.
Dari keseluruhan jumlah PMI itu, lanjut Benny, yang terbanyak bekerja di Malaysia. Mereka berjumlah 13.074 orang.
"Kemudian di Hongkong 11.359 orang, Taiwan 3.688 orang, Singapura 2.611 orang dan Arab Saudi 807 orang. Selebihnya tersebar di berbagai negara seperti, Brunai, Korea Selatan, Kuwait, Italia, Oman dan di berbagai negara Eropa," jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut Benny, akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan menimbulkan dampak ekonomi. Ia juga memperkirakan total sekitar 260.000 PMI akan pulang ke Indonesia sampai akhir 2020. Jumlah pekerja yang pulang tersebut berasal dari data TKI resmi yang tercatat dalam sistem BP2MI.
"Yang tidak dapat diantisipasi adalah kedatangan pekerja migran yang tidak resmi atau tidak terdokumentasi," katanya.
Sejauh ini, Benny menerangkan, BP2MI mencatat terdapat 121.498 TKI yang pulang ke Indonesia akibat penutupan wilayah dan dampak ekonomi yang disebabkan penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu di negara tempat para TKI itu bekerja sebelumnya.
"Para pekerja migran Indonesia yang tiba di Tanah Air melalui jalur udara, laut maupun darat di perbatasan Indonesia dan Malaysia dilakukan pemeriksaan sesuai protokol kesehatan Covid-19," tutupnya.