Senin 04 May 2020 17:27 WIB

Gotong Royong di Era Covid-19

Habib Hasan rajin membagikan beras dan uang kepada masyarakat lapisan bawah

Iman Sugema
Foto:

Artinya ruang pemerintah untuk membantu pengusaha sangat bergantung pada besarnya utang yang mampu diperoleh. Itu pun kalau kreditor mau memberikan pinjaman.

Lantas mekanisme burden sharing seperti apa yang mesti kita lakukan? Pertama, semaksimal mungkin perusahaan tidak melakukan pemutusan hubungan karyawan (PHK). 

Ini akan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Beban pemerintah untuk menerbitkan Kartu Prakerja akan sedikit berkurang sehingga uangnya bisa direalokasi untuk kebutuhan stimulus terhadap perusahaan. 

Sementara itu, pekerja yang masih aktif dapat digunakan perusahaan untuk melakukan jump start pada saat masalah Covid-19 sudah mulai reda.

Memang, untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, rumah makan, hiburan, dan sejenisnya, mungkin merumahkan karyawan adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. Tetapi, semaksimal mungkin karyawan tidak dirumahkan secara permanen. Setelah krisis agak reda, karyawan lama akan dibutuhkan kembali untuk proses pemulihan usaha.

Kedua, perusahaan-perusahaan manufaktur sebaiknya tetap beroperasi dengan melakukan work spacing. Karyawan tetap bekerja tetapi dengan penjarangan jarak antarpekerja.

Dari hal seperti ini, perusahaan akan banyak belajar tentang bagaimana meningkatkan produktivitas pekerja. Waktu krisis sebaiknya digunakan untuk melakukan up-skilling para pekerja secara terstruktur di dalam organ perusahaan. 

Idealnya, kartu Prakerja justru dialokasikan bagi karyawan yang melakukan up-skilling di internal perusahaan. Perusahaan tentunya lebih tahu apa yang dibutuhkan dibandingkan penyedia jasa pelatihan online yang hanya bermodalkan video tutorial.

Ketiga, perusahan sebaiknya tidak melakukan transfer of risk kepada pemerintah. Insentif pemerintah bukan untuk menyelamatkan perusahaan, melainkan hanya berupa relief dalam keadaan darurat. Adalah tergantung kepada pengurus perusahaan itu sendiri untuk bisa bertahan dan bangkit dari situasi krisis.

Pemerintah hanya menyediakan bantalan saja agar kejatuhan perusahaan tidak terjadi lebih dalam dan lebih sakit. Kecerdasan dan ketangguhan para pengusaha sedang diuji. Mereka yang tangguh kelak akan merupakan perusahaan yang paling cepat keluar dari krisis sebagai pemenang. Pecundang memang sejatinya tidak bisa ditolong dengan apa pun.

Gotong royong di tingkat perusahaan memiliki mekanisme yang berbeda dengan di tingkat masyarakat. Tetapi, semangatnya tetap sama, yaitu saling membantu dan tidak melemparkan risiko ke pihak lain. Semoga bisa terlaksana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement