REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memberi prioritas bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang urung berangkat ke negara penempatan, untuk mendapat kartu prakerja. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyebutkan, saat ini tercatat ada 34.644 calon pekerja migran yang belum bisa berangkat karena pandemi Covid-19.
Untuk meredam dampak ekonomi lanjutan, pemerintah pun meminta para pekerja migran ini untuk secara mandiri mendaftar program kartu prakerja.
"Kepada mereka akan kami usulkan untuk dapat manfaat prakerja. Sedang dalam proses berkoordinasi dengan perusahaan jasa TKI agar mereka secara mandiri melakukan pendaftaran kartu prakerja. Dan kami akan fasilitasi data pada Kemenaker akan kami serahkan kepada PMO (Project Management Officer)," kata Ida Fauziyah usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Kamis (30/4).
Selain itu, prioritas kartu prakerja juga diberikan kepada pekerja migran yang memilih pulang ke Indonesia lantaran pekerjanya terdampak Covid-19 di negara penempatan. Hingga akhir April 2020, sebanyak 88.759 pekerja migran Indonesia (PMI) telah kembali ke Tanah Air. Angka tersebut didominasi pekerja migran yang mencari nafkah di Malaysia, Hong Kong, Singapura, dan beberapa negara lain.
"Sedangkan sampai Mei kita prediksi pekerja migran Indonesia yang akan pulang 16.812 orang," ujar Ida.
Kepada mereka, beberapa program yang disiapkan untuk menampung pekerja migran antara lain, padat karya produktif, padat karya infrastruktur, dan pelatihan reguler yang dilakukan secara offline setelah penanganan Covid-19 rampung. Pemerintah, ujar Ida, sanggup menyerap pelatihan bagi 223.035 pekerja migran melalui perluasan kesempatan kerja atau pelatihan di balai latihan kerja (BLK).
"Kami akan masukkan ke prakerja, selebihnya akan kami treatment di program reguler Kemenaker," kata Ida.