REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam memasang perangkap untuk dapat mengevakuasi satwa Buaya Muara (Crocodylus porosus) yang muncul di Sungai Batang Alahan Anggang, jorong Pasar Bawan nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari kabupaten Agam. Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra mengatakan, pada Selasa (14/4), sempat terjadi konflik antara manusia dan satwa liar jenis buaya tersebut. Akibatnya satu orang menjadi korban nyawa. Korban adalah Kundari (75 tahun).
Ade menyebut, BKSDA Agam telah melakukan penyisiran selama tiga hari di sepanjang aliran sungai Alahan Anggang untuk mengetahui keberadaan dan penyebab buaya tersebut bertindak agresif.
"Penyisiran pertama selama tiga hari dilakukan sejauh lima kilometer. BKSDA belum berhasil menemukan buaya tersebut," kata Ade, Kamis (24/4).
Pada hari Selasa (21/4) kemarin, BKSDA kata Ade kembali mendapatkan laporan dan informasi dari Camat Ampek Nagari dan masyarakat bahwa satwa buaya muncul dan mulai sering naik ke daratan.
Mendapatkan informasi tersebut, Tim BKSDA Resor Agam langsung melaksanakan penangangan dilokasi bersama-sama dengan masyarakat dan pihak PT. AMP Plantation melakukan penyisiran. Mereka memutuskan untuk memasang kandang jebakan dalam rangka untuk evakuasi satwa buaya tersebut.
"Pemasangan sebanyak dua unit kandang jebak dengan menggunakan umpan akan dilakukan selama 7 hari ke depan," ucap Ade.
Ade menceritakan, kakek Kundari meninggal dua pekan lalu ketika mencari ikan di Sungai Alahan Anggang. Saat itu ia bersua buaya. Buaya menggigit dan menyeret kakek Kundari sampai ke dasar sungai sekitar pukul 17.00 WIB.
Jasad korban ditemukan sudah meninggal dunia sekitar lima meter dari lokasi penyerangan buaya.