Rabu 15 Apr 2020 18:13 WIB

Pemerintah Datangkan 150 Ribu Reagen PCR untuk Tes Covid-19

Pemerintah tengah berupaya meningkatkan tes PCR Covid-19 secara real time.

Rep: Fauziah Mursid, Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah saat ini telah mendatangkan 150 ribu reagen PCR ke Indonesia. Yuri mengatakan, alat tes virus itu akan membantu meningkatkan jumlah tes PCR Covid-19 secara real time kepada masyarakat.

"Dalam rangka untuk mengejar target pemeriksaan laboratorium antigen berbasis pada real time PCR, kita sudah mendatangkan lagi sebanyak 150 ribu reagan PCR," ujar Yurianto saat konferensi pers di Graha BNPB, Rabu (15/4).

Baca Juga

Yuri mengatakan, nantinya 150 ribu reagen itu akan distribusikan ke laboratorium-laboratorium yang sudah menjadi jejaring dalam pemeriksaan Covid 19. Sementara, alat tes cepat molekuler yang ada saat ini jumlahnya lebih dari 900 mesin dan nantinya ditambah 305 mesin yang bisa dikonversi untuk melakukan pemeriksaan Covid 19.

"Telah kita siapkan, ini tinggal menunggu datangnya cartridge untuk  untuk Covid 19, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita berharap minggu ini ini pun juga sudah bisa kita operasionalkan sehingga target 10 ribu pemeriksaan (Covid-19) per hari bisa kita penuhi," ujar Yurianto.

Yuri melanjutkan, untuk mengejar target 10 ribu pemeriksaan per hari, pemerintah tengah berupaya mengaktifkan 78 laboratorium dari 32 laboratorium yang sudah aktif sebelumnya. Ia mengatakan, selain menambah mesin tes dan juga jumlah reagen, upaya lainnya menambah jumlah SDM dan memperpendek sistem zonasi.

"Sistem terkait zomasi agar memperpendek waktu kirim spesimen menuju ke laboratorium uji dan selanjutnya diinterpretasikan hasilnya," ujarnya.

Ia mengatakan, per Rabu (15/4) hari ini, tim sudah lebih memeriksa 36 ribu sampel yang berasal dari 196 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang saat ini merawat pasien Covid 19. Saat ini juga, sudah lebih dari 800 rumah sakit, baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah, milik BUMN milik TNI Polri, milik swasta yang membuka layanan perawatan penderita Covid-19,

Sementara, daya tampung tersedia lebih dari empat ribu tempat tidur, selain yang disiapkan RS darurat  yang menjadi lini pertama penanganan kasus ringan dan sedang.

"Dengan begitu, RS rujukan yang didesain sejak awal lengkap, bukan hanya memiliki ruang isolasi tekanan negatif tapi juga disiapkan ventilator bisa kita fokuskan untuk memberikan layanan kepada pasien dalam kondisi sedang berat, agar bisa mendapat layanan terbaik," ujarnya.

Menteri Riset dan Teknologi (Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengklaim bahwa industri lokal mampu memproduksi dua jenis alat tes, baik rapid test atau PCR. Khusus untuk rapid test, Bambang optimistis, Indonesia mampu memproduksi edikitnya 100 ribu unit alat tes dalam 1,5 bulan mendatang.

Produksi alat rapid test ini merupakan hasil riset dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara produksi secara massal akan dilakukan oleh PT Hepatika di Yogyakarta.

"Rencananya nanti akan diproduksi dalam jumlah yang lebih besar lagi untuk kebutuhan rapid test dalam rangka penanganan Covid-19," kata Bambang usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Rabu (15/4).

Sedangkan untuk produksi PCR, pemerintah melalui BPPT menggandeng PT Bio Farma (persero) dan sebuah startup teknologi Nusantics. Ketiga pihak tersebut sedang mengebut produksi purwarupa untuk dilakukan uji coba bersama BPPOM dan Kementerian Kesehatan.

"Setelahnya tentunya akan dilakukan produksi yang dilakukan PT Bio Farma. sehingga tidak lama lagi kita akan punya PCR test kit yang basisnya adalah virus yang merupakan local transmission atau virus Covid-19 yang terjadi di Indonesia, bukan dari luar," ujar Bambang.

Dalam satu bulan terakhir, BPPT dan Lembaga Biologi Molekular Eijkman memang melakukan riset untuk mencari strain lokal dari virus corona di Indonesia.

"Mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dimulai produksi pertama dan lihat kapasitas Bio Farma tampaknya produksi dapat dilakukan cukup besar," jelasnya.

photo
Pemeriksaan cepat covid-19. - (republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement