Rabu 25 Mar 2020 11:34 WIB

Masyarakat DIlarang Dekati Ring-I RSD Wisma Atlet

Masyarakat diimbau untuk tak mendekat ke ring-I tempat perawatan pasien Covid-19.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono menyampaikan keterangan pers terkait kesiapan Wisma Atlet Kemayoran untuk penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono menyampaikan keterangan pers terkait kesiapan Wisma Atlet Kemayoran untuk penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya telah diinformasikan untuk meningkatkan pengamanan di area Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Masyarakat juga diimbau untuk tidak mendekat ke ring-I, tempat perawatan pasien Covid-19.

"Khusus untuk Kemayoran, Senin kemarin sudah saya infokan kapolda metro dan pangdam untuk tingkatkan pengamanan dan imbauan untuk tidak mendekat di ring-I," kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, Laksamana Madya Yudo Margono, melalui pesan singkat, Rabu (25/3).

Baca Juga

Terkait percepatan penanganan Covid-19, Yudo kembali mengimbau masyarakat yang memang memungkinkan tetap berada di rumah agar tetap di rumah saja. Ia mengaku sudah melihat adanya aparat TNI-Polri yang membantu menyebarluaskan imbauan tersebut. "Saya lihat sudah diterapkan di seluruh wilayah oleh aparat TNI-Polri. Ini di kompleks TNI AL Kelapa Gading setiap pagi dan malam ada patroli imbauan itu," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan, penyebab masih banyaknya masyarakat yang tidak melakukan social distancing adalah tingkat penghayatan setiap masyarakat tentang situasi penyebaran virus corona (Covid-19) yang tak sama. Untuk itu, aparat akan turun tangan melakukan pembubaran terhadap kerumuman orang.

"Karena ternyata masih banyak pelanggaran tingkat pemahaman dan penghayatan masyarakat tentang situasi ini tidak sama," kata Mahfud melalui konferensi video dengan sejumlah media, Senin (23/3).

Karena itu, hasil rapat gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 yang dilakukan Ahad (22/3) memutuskan agar TNI dan Polri ikut turun tangan secara selektif. Mereka akan dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang ada di daerah-daerah untuk membubarkan kerumunan-kerumunan orang, yang membahayakan di tengah mewabahnya Covid-19.

"Nah, itu yang kemarin dilakukan. Memang pilihan apa pun pasti ada yang kritik. Ada yang mengatakan lockdown. Begitu dicoba lockdown terbatas dalam transportasi, misalnya, sudah ributnya bukan main," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement