Senin 23 Mar 2020 18:30 WIB

Hingga Hari Ini, Ada 144 ODP di Sulsel

Untuk PDP di Sulsel berjumlah 19 orang.

Tim medis mengevakuasi seorang warga negara asing (WNA) terjangkit virus corona (COVID-19) turun dari kapal saat simulasi penanganan virus Corona di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/3/2020).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Tim medis mengevakuasi seorang warga negara asing (WNA) terjangkit virus corona (COVID-19) turun dari kapal saat simulasi penanganan virus Corona di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan melansir perkembangan terbaru penanganan corona virus disease (COVID-19) di sejumlah daerah yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Untuk status PDP saat ini ada 19 orang sesuai situs resmi covid-19.sulsel.go.id. PDP 19 orang dengan 22 pasien masih dirawat dan tujuh sudah sehat dan dipulangkan," ucap Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, M Ichsan Mustari saat video konpres di Makassar, Senin (23/3).

Sementara untuk status Orang Dalam Pemantauan (OPD) kata dia, sebanyak 144 orang, selanjutnya, dua oranng positif COVID-19 satu masih dalam perawatan dan satu meninggal dunia

Ia menegaskan, seluruh perkembangan dan penanganan kasus akan disiarkan secara resmi melalui situs http//covid19.prov.sulsel.go.id agar tidak menjadi bias di masyarakat

"Kami akan selalu update (perkembangan) melalui situs resmi setiap hari, pagi pukul 10.00 WITA-11.00 WITA dan pada malam hari pukul 20.00 WITA-21.00 WITA.

Ichsan berharap, masyarakat tidak sembarangan memberikan infromasi sesat yang meresahkan masyarakat, apalagi memposting dari media sosial yang tidak jelas kebenarannya.

"Perlu diuluruskan, pasien positif akan disampaikan langsung oleh juru bicara nasional penanggulangan penyakit menular. Untuk di Sulsel yang berhak menyampaikan gubernur dan Kadis Kesehatan," ucapnya.

Menurut dia, sesungguhya informasi yang beredar di luar sana melalui media sosial positig atau bukan, itu bukan kapasitasnya, sehinga masyarakat diminta untuk tidak mempercayai infomasi yang bukan resmi.

Bagi media yang terpenting adalah begaimana kita mengedukasi dan menyerukan masyarakat soal sosial distance (jaga jarak) dan mengimbau masyarakat mengisolasi diri di rumah.

Walaupun bagaimana cara menanggulangi wabah ini, lanjut dia, tanpa dukungan masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah, tidak ada artinya memutus mata rantai penyebaran, apalagi ditambah informasi hoaks.

"Kalau soal keluhan tidak transparan, kami selalu terbuka, namun kami minta media bijak dalam memberitakan agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat demkian pula tidak menimbulkan kecemasan tenaga kesehatan kita," paparnya.

Mengenai dengan kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) di rumah sakit, ujar dia, saat ini sedang diusahakan karena masih koordinasi dengan penanganan bencana dan pemerintah pusat.

"Pengadaan APD akan beransur-ansur datang, cuma masih terbatas. Saya kita yang ada ini cukup dalam rangka pelayanan khususnya pasien PDP," tambahnya.

Soal kesiapan rumah sakit rujukan COVID-19, kata dia, saat ini terus ditingkatkan, mengigat ada tujuh rumah sakit rujukan di Sulsel seperti RS Andi Makkasau Pare-pare, RSUD Sinjai, RSUD Lakipadada Toraja, RS Pelamonia Makasar, RS Unhas, RS Tajuddin Khalid Makassar, dan RSUP Wahidin Sudirohusodo.

"Kami sudah siap, meski saat ini dalam proses pembenahan karena ada keterbatasan-keterbatasan, termasuk penambahan ruang isolasi," kata Ichsan.

Sementara Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dinkes Sulsel, Sulaiman Abdul Hakim dalam video konpres itu menjelaskan, untuk kapasitas ruang isolasi di sejumlah rumah rujukan masih menunggu informasi lebih lanjut.

"Soal kelengkapan masih menungggu. Tapi yang jelas semua akan disampikan di web resmi. Kami diposko menjembatani apa yang menjadi pertanyaan masyarakat, supaya ditindaklanjuti di pusat layanan kesehatan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement