Jumat 20 Mar 2020 17:05 WIB

DPR: Pemerintah Harus Upayakan APD untuk Tenaga Medis

Pemerintah diminta melakukan berbagai cara menyediakan APD.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Gita Amanda
Petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus Corona (COVID-19) melintas di depan ruang isolasi sementara di Banda Aceh, Aceh, Rabu (18/3/2020).(Antara/Irwansyah Putra)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk penanganan pasien yang diduga terinfeksi virus Corona (COVID-19) melintas di depan ruang isolasi sementara di Banda Aceh, Aceh, Rabu (18/3/2020).(Antara/Irwansyah Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah melakukan berbagai cara guna menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para perawat. Kebijakan serupa juga harus dilakukan berkenaan dengan pasokan masker dan hand sanitizer kepada masyarakat.

"Semua itu dibutuhkan untuk memperkuat tenaga-tenaga medis kita dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasien dan mereka yang terindikasi positif virus corona," kata Saleh Partaonan Daulay di Jakarta, Jumat (20/3).

Baca Juga

Dia menegaskan, tenaga-tenaga medis di Indonesia merupakan manusia biasa. Artinya, dia mengatakan, mereka juga tentu membutuhkan perlindungan diri ketika bertugas karena rentan terpapar virus corona baru tersebut.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengungkapkan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah guna memastikan pasokan perlengkapan itu bagi para tenaga medis. Pertama, mendesak perusahaan-perusahaan terkait untuk memproduksi alat-alat kesehatan yang dibutuhkan.

"Pemerintah juga perlu memberikan insentif khusus kepada perusahaan-perusahaan tersebut," katanya.

Kedua, memberdayakan masyarakat agar ikut berpartisipasi memproduksi alat-alat yang bisa dibuat secara mandiri. Dia mengaku mendapat informasi kalau ada beberapa fakultas kedokteran yang memproduksi sendiri handsanitizer dan masker.

"Walaupun produksinya tidak massal, tetapi sudah sangat membantu mereka yang membutuhkan," katanya.

Ketiga, mengimpor barang-barang tersebut dari negara yang memiliki kelebihan produksi. secara spesifik, dia mengapresiasi langkah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan TNI untuk menjemput barang-barang tersebut dari Shanghai, China.

"Semoga saja bisa menutupi dan memenuhi kelangkaan barang-barang tersebut di pasaran," katanya.

Sebelumnya, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan bahwa para tenaga medis, baik dokter maupun perawat, di fasilitas kesehatan yang menangani virus corona mengeluhkan kurangnya alat pelindung diri (APD) untuk mereka. Akibatnya, banyak petugas kesehatan yang menjadi korban.

Meski belum mendapatkan laporan jumlah kekurangan, IDI telah menghimpun APD yang kurang dalam satu set, yaitu masker wajah hingga baju pelindung khusus. IDI mengatakan, kabarnya tenaga kesehatan menyiasati kurangnya APD dengan menggunakan plastik seadanya, termasuk jas hujan plastik yang dimodifikasi hingga mereka hanya memakai masker biasa.

"Padahal petugas kesehatan harusnya pakai masker N95. APD menjadi isu strategis dan kami sangat concern membahas itu karena tenaga kesehatan di lapangan sudah teriak-teriak kurang (APD)," kata Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement