Kamis 19 Mar 2020 20:45 WIB

Cerita Pasien Asal Depok Berhasil Sembuh dari Virus Corona

Pasien asal Depok berbagi cerita bagaimana bisa sembuh dari virus corona.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kiri) memberikan jamu dari Presiden Joko Widodo kepada pasien positif COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (16/3/2020). Pasien positif COVID-19 kasus nomor 01, 02 dan 03 telah dinyatakan sembuh. ANTARA FOTO/Humas Kementerian Kesehatan/aaa/wsj.(Antara/Humas Kementerian Kesehatan)
Foto: Antara/Humas Kementerian Kesehatan
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kiri) memberikan jamu dari Presiden Joko Widodo kepada pasien positif COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (16/3/2020). Pasien positif COVID-19 kasus nomor 01, 02 dan 03 telah dinyatakan sembuh. ANTARA FOTO/Humas Kementerian Kesehatan/aaa/wsj.(Antara/Humas Kementerian Kesehatan)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tiga warga Kota Depok, Jawa Barat, membeberkan cerita mereka berhasil sembuh dari virus corona atau Covid-19. Tiga warga yang sebelumnya menjadi pasien kasus 01, 02 dan 03 ini, berhasil sembuh setelah menjalani karantina dan perawatan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, meski belum ada vaksin khusus untuk mengatasi virus yang menjadi pandemi itu.

"Banyak banget yang nanya ini virus belum ada vaksinnya, kok bisa pemerintah indonesia gembar gembor menyembuhkan orang," ujar pasien COVID-19 Nomor 03 bernama Ratri Anindyajati di kediamannya di Depok, Kamis (19/3).

Baca Juga

Menurutnya, virus yang menyebabkan COVID-19 tersebut berhasil dihilangkan dari tubuhnya ketika ia memiliki keinginan kuat untuk sembuh. Salah satunya dengan cara mengatur pola pikiran yang dapat menenangkan diri.

"Pak Yuri (juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto) sudah berkali-kali bilang ini virus adalah self limiting disease, antibiotik aja bukan obat untuk virus. Dan dokter di RSPI juga bilang, Mbak tenang aja, minum air yang banyak, tidur yang cukup, olahraga gerakin badannya," katanya.

Menurutnya berbagai obat-obatan yang ia konsumsi selama masa karantina. Diantaranya obat-obatan pereda berbagai gejala, sesuai yang ia alami di ruang isolasi, seperti flu dan sesak nafas.

"Misalnya ada lendir, dikasih obat batuk racikan. Tiga hari kemudian lendir saya hilang, obatnya juga dihentikan. Terus saya dikasih antibiotik saya tanya kenapa? Karena mbak ada bakteri tambahan sedikit, jadi selama enam hari ke depan dikasih antibiotik. Ketika nafasnya kurang oke, dikasih nebulizer uap," jelasnya.

Senada dengan Ratri, ibundanya atau pasien nomor 02 bernama Maria Darmaningsih, menyebutkan bahwa ia bersama kedua anaknya berusaha mengatur pola pikir positif sebagai upaya untuk sembuh. "Jangan lupa bahagia dan senyum, dengan senang hati dari dalam. Jadi setiap kali sholat selalu senyum kepada gusti Allah," kata Maria.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement