Rabu 18 Mar 2020 11:22 WIB

Akankah Liga-Liga di Eropa Tuntaskan Kompetisinya?

Kompetisi sepak-bola di Eropa saat ini terhenti akibat dampak wabah corona.

Suasana stadion yang lengang pada laga antara Juventus melawan Inter Milan di  Allianz Stadium, Turin, Senin (9/3) dini hari. (Massimo Pinca/Reuters)
Foto: Massimo Pinca/Reuters
Suasana stadion yang lengang pada laga antara Juventus melawan Inter Milan di Allianz Stadium, Turin, Senin (9/3) dini hari. (Massimo Pinca/Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rahmat Fajar, Rizky Suryarandika, Frederikus Bata

Federasi Sepakbola Eropa (UEFA), Asosiasi Klub Eropa, Liga Eropa dan FIFPro Eropa telah menandatangani resolusi bersama yang berkomitmen mengakhiri musim paling lambat 30 Juni menyusul penudaan kompetisi liga domestik akibat wabah virus corona. Pertemuan juga membuat keputusan bahwa EURO 2020 dan Copa America ditunda hingga Juni dan Juli musim panas tahun depan.

Baca Juga

Penundaan EURO memberikan waktu bagi liga domestik untuk menyelesaikan sisa musim meskpun format kompetisi belum dipastikan. Seandainya situasi semakin membaik, liga harus digelar kembali dengan baik.

“Kemungkinan batasan atau penurunan slot kalender eksklusif saat ini, berpotensi mengakibatkan penjadwalan pertandingan liga domestik di pertengahan minggu dan penjadwalan pertandingan kompetisi klub UEFA pada akhir pekan,” demikian bunyi komitmen bersama tersebut, dilansir dari Football Italia, Rabu (18/3).

Maka dari itu, tim-tim yang akan berlaga di Liga Champions dan kualifikasi Liga Eropa akan diketahui setelah akhir musim 2019/2020 selesai yaitu setelah 30 Juni. UEFA, pihak liga dan klub akan segera membentuk kelompok kerja untuk memeriksa segala permasalahan terkait jadwal pertandigan serta menyusun solusi lain yang lebih baik.

“Kelompok kerja kedua yang terdiri dari perwakilan dari UEFA, liga, klub dan pemain akan dibentuk pada tahap selanjutnya untuk menilai dampak ekonomi, keuangan dan peraturan dari wabah Covid-19 dan mengusulkan langkah-langkah untuk membantu mengurangi konsekuensi dari dampak pandemic,” kata mereka.

Keputusan UEFA itu disambut dengan respons beragam. Direktur Serie A Gaetano Miccichè menyatakan komitmennya untuk menuntaskan kompetisi musim ini. Pertandingan akan kembali digelar ketika penundaan akibat virus corona resmi dicabut.

Dilansir dari Tribal Football pada Selasa, (17/3), pengurus Serie A sudah mengumpulkan perwakilan klub untuk menjalani rapat lewat konferensi video. Rapat membahas dampak dan solusi atas virus corona pada kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Italia itu.

"Klub-klub secara jelas menyampaikan hasrat ingin menuntaskan Serie A musim ini secepatnya setelah diizinkan pemerintah. Itulah sikap Serie A yang akan kami bawa dalam rapat UEFA (hari ini)," tulis keterangan resmi Serie A.

Manajemen Serie A menyampaikan terimakasih pada komitmen klub untuk membantu pencegahan virus corona. Dukungan dari dunia sepakbola dianggap penting agar petunjuk pemerintah diikuti masyarakat.

"Kontribusi dunia sepakbola untuk mendukung rumah sakit, dokter dan perawat menunjukkan bahwa kami berada di tim yang sama," lanjut keterangan resmi Serie A.

Dalam beberapa hari ke depan, manajemen Serie A dan klub akan kembali bekerja untuk mengkaji kelanjutan Serie A. "Hasil rapat minggu lalu akan mulai kami kerjakan, yang akan menyangkut masalah medis, teknis-olahraga, hubungan kelembagaan dan masalah penilaian risiko untuk klub dan untuk liga Serie A itu sendiri," tutup keterangan resmi Serie A.

Presiden La Liga Javier Tebas juga meyakini kompetisi sepak bola di Spanyol dapat dituntaskan. Padahal penundaan La Liga berpotensi mengalami perpanjangan karena Spanyol dalam masa lockdown.

Entah darimana asal optimisme Tebas soal kelanjutan La Liga musim ini. Padahal Liga top eropa lainnya belum jelas kelanjutannya.

"Saya yakin kami bisa mengakhiri musim ini. Kami bekerja dengan liga lainya untuk menyesesuaikan tanggal," kata Tebas dilansir dari Barca Blaugranes pada Senin, (16/3).

Tebas mengaku mulai mengontak jaringannya yang mengurus liga lainnya untuk mencari solusi bersama. "Pendekatannya sekarang melihat apa yang terjadi besok dengan Euro (2020) lalu memutuskan. Klub-klub besar di Eropa juga mengalami momen yang sulit sekarang, bukan hanya klub kecil," lanjut Tebas.

Tebas akan melihat bagaimana keputusan UEFA terkait kepastian penyelenggaraan EURO 2020. Ia merasa EURO pantas dimundurkan jika kompetisi domestik ingin diselesaikan.

"Kami akan melihat penyelesaian kompetisi jika tidak ada EURO. Sebab jika EURO dipaksakan akan jadi masalah serius," ucapnya.

Nada pesimistis disuarakan oleh Ketua FA Greg Clarke yang mengaku khawatir Liga Inggris tak bisa diselesaikan. Pada Jumat pekan lalu, Clarke menghadiri pertemuan darurat dengan operator Liga Inggris untuk membahas kelanjutan liga setelah terdampak pandemi corona.

Pertemuan darurat tersebut menghasilkan seluruh kompetisi dari level bawah hingga atas di Inggris ditunda hingga 3 April. Pertandingan Liga Champions juga terdampak dengan corona.

Penundaan tersebut juga dikhawatirkan membuat kerugian finansial miliaran poundsterling dari hak siar televisi. Terutama untuk Liga Inggris yang bisa merugi sebesar 750 juta poundsterling.

Salah satu tokoh senior dalam dunia penyiaran yang tak disebutkan namanya mengungkapkan apa yang akan terjadi dari penundaan kompetisi tersebut.

"Realitas untuk Liga Premier dan UEFA adalah bahwa jika mereka tidak menyelesaikan musim mereka maka mereka melanggar kontrak penyiaran mereka," kata tokoh tersebut, dilansir dari Leeds-Live, Sabtu (14/3).

Dalam pertemuan tersebut, pemerintah Inggris memprediksi, puncak wabah corona tak akan sampai pada pertengahan Juni. Prediksi itu membuat Kepala Eksekutif, Brighton & Hove Albion, Paul Barber mempertanyakan penundaan kompetisi hanya sampai awal April. Dia khawatir penundaan yang hanya sampai awal April akan semakin memperburuk situasi lebih lama.

Kepala Eksekutif Asosiasi Sepakbola Skotlandia (SFA), Ian Maxwell mengkritisi perhitungan UEFA. Menurutnya penyelesaian kompetisi domestik pada akhir Juni 2020, tidak realistis.

Ia memperhitungkan kondisi global terutama Eropa yang masih terserang virus corona. "Saran yang kita dapatkan dari para ahli medis, kita bahkan belum belum mencapai puncak dari efek virus ini. Itu bisa memakan waktu empat, lima, hingga enam pekan lagi," kata Maxwell, dikutip dari Scotsman.com, Rabu (18/3).

Ia memprediksi, keterlambatan setiap klub menjalani kompetisi lanjutan, sekitar delapan pekan lagi. Ketika kembali, para pemain, menurutnya tidak langsung unjuk gigi. Sebab saat ini segenap jugador lapangan hijau terdiam di rumah, alias tidak berlatih.

"Ketika mereka kembali, klub mengingkan persiapan empat, hingga lima pekan. Kita harus realistis tentang hal itu (Liga domestik tak mungkin selesai pada akhir Juni 2020)," ujar Maxwell mempertegas.

photo
Wabah virus corona berdampak pada penundaan kompetisi-kompetisi sepak bola di negara-negara Eropa - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement