REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi, mendukung imbauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meliburkan sekolah-sekolah di tengah wabah Covid-19. Imbauan tersebut mulai diterapkan di DKI Jakarta mulai Senin (16/3) selama dua pekan.
"Kami menyambut positif imbauan WHO, paling tidak untuk mengeliminir risiko penyebaran dan penularan virus corona," jelas Unifah saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (14/3).
Menurut Unifah, sudah sepatutnya imbauan tersebut diikuti. Paling tidak untuk 14 hari ini anak-anak bisa belajar dari rumah masing-masing dibawah pengawasan orang tua.
“Kalau pakai e-learning kan sekolah belum tentu sudah pakai, tapi menggunakan komunikasi sederhana, seperti grup WhatsApp dengan orangtua murid diminta memantau tugas,” kata Unifah.
Tugas yang diberikan guru kepada anak-anak, menurut Unifah, sebaiknya tak terlalu berat. Membaca buku kemudian diminta untuk meresume isi buku dapat menjadi salah satu bentuk kegiatan belajar di rumah.
"Jadi dengan cara-cara seperti itu anak-anak diawasi orang tuanya, pekerjaan rumah (PR) tidak terlalu suli,t tapi anak dididik bertanggung jawab dan disiplin melaksanakan tugas,” kata Unifah.
Unifah mengatakan, dalam kondisi seperti ini, instruksi meliburkan sekolah tidak hanya mengacu pada keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tapi setiap provinsi atau daerah memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan tersebut.
“Beberapa seperti Solo sudah meliburkan. Memang sekolah tergantung dinas pendidikan, tapi saya kira pemerintah daerah perlu menggelar rapat cepat sebelum virus ini menyebar kemana-mana. Lebih baik di lokalisir untuk diliburkan,” jelasnya.