Ahad 08 Mar 2020 16:39 WIB

Wakil Ketua MPR dari PKB Ingatkan Soal Virus Pemikiran

Gejala virus pemikiran seperti anti-Pancasila tidak tampak.

Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKB Jazilul Fawaid
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKB Jazilul Fawaid

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKB Jazilul Fawaid mengingatkan bahaya virus pemikiran yang gejala penyakitnya tidak nampak. Virus pemikiran ini seperti paham anti-Pancasila, aliran sesat, dan pornografi.

"Sekarang sedang waspada virus corona karena efeknya cepat terasa, tetapi virus pemikiran ini inkubasinya tidak instan. Jadi sosialisasi empat pilar ini penangkalnya," ujar Jazilul Fawaid dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan di sela pelantikan pengurus Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Gresik, di Gresik, Ahad (8/3).

Baca Juga

Ia mengatakan apabila empat pilar, yakni UUD 1945, NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, virus pemikiran yang berbahaya itu dapat ditangkal. Selain itu, ia mengingatkan pentingnya menjadi warga negara yang kreatif dan inovatif untuk menjadi manusia yang unggul dalam perkembangan teknologi yang pesat.

"Kalau orang tidak memunculkan kreativitas akan aus ditelan waktu. Semua kekuatan bertumpu pada kreativitas anak-anak muda. Era ini yang tua tidak begitu laku. Memang putaran sejarah begitu," ujar Jazilul Fawaid.

Ia mengatakan anggota Fatayat NU berusia muda, dari pelajar hingga ibu-ibu muda sehingga kegiatan untuk pembangunan kepribadian dirasa penting. Terkait inovasi, Wakil Ketua Umum DPP PKB itu mendorong Fatayat NU agar mengelola media sosial untuk memperlihatkan kegiatan yang dilakukan untuk menginspirasi banyak orang.

Sejarah tercetusnya empat pilar kebangsaan diprakarsai Taufiq Kiemas yang merupakan Ketua MPR yang terpilih secara aklamasi pada 2009. Taufiq secara maraton melakukan berbagai rapat dengan ketua fraksi MPR untuk membuat sebuah program sosialisasi Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945 dan juga Pancasila.

Gagasan empat pilar kebangsaan dibuat untuk menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan serta mengamalkan Pancasila.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement