REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai peningkatan harga harga masker di pasaran saat ini tidak masuk akal dan sulit dijangkau masyarakat. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta mengambil langkah untuk melakukan operasi pasar dalam rangka menstabilkan harga masker.
"Jadi kita melihat adanya peningkatan harga yang tidak masuk akal dan rakyat tidak bisa menjangkau harga masker," kata Anies saat berkunjung ke Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (6/3).
Pemprov DKI Jakarta melalui Pasar Jaya mengambil langkah untuk melakukan operasi pasar dalam rangka menstabilkan harga masker. Perumda Pasar Jaya berhasil memperoleh sejuta lembar masker yang dibanderol seharga Rp124 ribu per boks isi 50 lembar.
Harga tersebut relatif lebih murah bila dibandingkan harga pasaran masker bedah yang berkisar Rp300 ribu per boks. "Karena alhamdulillah kita bisa menyiapkan masker dengan harga yang terjangkau," ucapnya.
Anies menilai apa harga masker yang dijual Pemprov bisa terjangkau bagi masyarakat. Hal itu terlihat dari antusias warga yang mengantre untuk mendapatkan masker. Sejak masker tersebut dilepas ke pasaran melalui gerai jaringan Jakmart di Pasar Pramuka, Kamis (5/2), kalangan konsumen menyambut dengan antusias.
"Bahkan dari tempat yang jauh pun datang ke sini. Kita berharap dengan seperti ini, kita bisa melakukan stabilisasi harga," katanya.
Pihaknya telah membatasi pembelian masker maksimal satu boks dengan mendata kartu identitas KTP pembeli. "Ini memang dibatasi untuk warga Jakarta, karena itu harus ber-KTP Jakarta. Dan mudah-mudahan dengan cara seperti ini harga bisa kembali normal," katanya.