Rabu 31 Aug 2022 00:21 WIB

Anies Jelaskan Akar Masalah Jakarta Selama Ini

Masalah di Jakarta dinilai selalu berbasis kendaraan pribadi.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
Co-Chair U20 yang juga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) berfoto dengan warga saat mengunjungi Kawasan Wisata Kota Tua bersama delegasi U20 Mayors Summit di Jakarta Barat, Selasa (30/8/2022). Kunjungan tersebut sekaligus mengenalkan kepada para delegasi U20 sejumlah bangunan bersejaran di Kota Tua yang baru selesai di renovasi.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Co-Chair U20 yang juga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) berfoto dengan warga saat mengunjungi Kawasan Wisata Kota Tua bersama delegasi U20 Mayors Summit di Jakarta Barat, Selasa (30/8/2022). Kunjungan tersebut sekaligus mengenalkan kepada para delegasi U20 sejumlah bangunan bersejaran di Kota Tua yang baru selesai di renovasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, ada akar masalah yang jelas ditemukan di Jakarta selama ini sebagai kota urban. Dia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, masalah di Jakarta selalu berbasis kendaraan pribadi.

 "Selama beberapa dekade, manajemen perkotaan Jakarta terbiasa fokus pada pembangunan berorientasi kendaraan pribadi,” kata Anies dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Baca Juga

Dari dampak kendaraan pribadi yang berlebihan itu, pihaknya mengaku telah melakukan reformasi kendaraan besar-besaran. Utamanya, berfokus pada manajemen perkotaan dalam pembangunan berorientasi transit (TOD). Tujuannya, kata Anies, untuk mengurangi kemacetan dan emisi karbon.

“Serta menyediakan bangunan vertikal dan padat, dan integrasi," ujar dia.

Meski demikian dalam kesempatan itu, Anies menilai jika saat ini masih terlalu minim investasi yang akan berdampak pada pelayanan transportasi publik yang kurang prima. Padahal, dia mengeklaim, Jakarta sedang melakukan pengembangan layanan dasar secara masif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

"Program utama pembangunan perkotaan di Jakarta saat ini, seperti JakLingko, JakHabitat, program mitigasi banjir, air bersih, dan program jaminan sosial yang ekstensif telah kita upayakan,” lanjut dia.

Karena itu, mantan Mendikbud tersebut menambahkan, Jakarta yang berslogan kota kolaborasi akan terus memperkuat kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan pembangunan Jakarta berkelanjutan.

Di sisi lain, perwakilan Grup Bank Dunia yang hadir dalam acara itu, memandang bahwa kegiatan U20 ini merupakan  kesempatan yang baik untuk mengakui peran yang dimainkan oleh sebuah kota dan pemerintah daerah sebagai mitra strategis. Utamanya, untuk mewujudkan visi G-20 dalam membangun kembali kota-kota dengan lebih baik, lebih kuat, dan lebih efisien.

Tak hanya itu, acara itu diklaim juga dirancang demi menunjukkan pencapaian dan memberikan contoh kepada kota-kota mitra U20, kota-kota pengamat Indonesia, perwakilan lembaga internasional dan bilateral. Termasuk, katanya, untuk organisasi masyarakat sipil dalam berinvestasi dan ikut bertransformasi di perkotaan sirkular.

Sebagai informasi, kegiatan ini dihadiri oleh Wali Kota Rotterdam Ahmad Aboutaleb, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Deputy Lord Mayor of Sydney Jess Scully, Executive Mayor of Tshwane Randall Williams dan World Bank sebagai urban spesialis dan lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement