Selasa 12 Jul 2022 14:11 WIB

Teriakan Anies Jadi Presiden, Pengamat: Itu Alamiah Bukan Rekayasa 

Dukungan itu datang dari kelompok masyarakat yang relatif terdidik. 

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus Yulianto
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan turut berkurban seekor sapi jenis limousin dan menyerahkannya kepada panitia kurban Pemerintah Provinsi DKI usai shalat berjamaah di Halaman Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/8) pagi.
Foto: Republika/Farah Noersativa
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan turut berkurban seekor sapi jenis limousin dan menyerahkannya kepada panitia kurban Pemerintah Provinsi DKI usai shalat berjamaah di Halaman Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (22/8) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menanggapi terkait Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diteriaki dan didoakan sebagai Presiden 2024 saat menyerahkan sapi kurban berbobot 1,2 ton kepada panitia di Ramp Barat JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Menurutnya, teriakan tersebut terkesan alamiah bukan rekayasa. 

"Teriakan semacam itu sudah sering mengemuka saat Anies ada di keramaian. Ketika Anies ke Lombok, Lampung, Yogjakarta, Papua dan tempat lainnya. Teriakan Anies Presiden 2024 selalu menggema. Gema teriakan tersebut terkesan alamiah bukan rekayasa," katanya pada Selasa (12/7).

Dia mengatakan, berbagai elemen masyarakat meneriakan yel-yel Anies Presiden 2024 tampaknya atas dasar keinginan sendiri. Menariknya, dukungan itu datang dari kelompok masyarakat yang relatif terdidik. 

"Kelompok ini memang tidak bisa dibeli dalam menyuarakan keinginannya termasuk dukungannya kepada Anies.

Kelompok warga terdidik inijuga     mengampanyekan Anies melalui berbagai jenis media sosial. Padahal, mereka ini, secara fisik banyak yang belum kenal, namun begitu antusias mendukung Anies," ujar dia.

Dia menambahkan, mereka inilah yang selalu menggelorakan Anies Presiden 2024. Yel-yel itu kerap mereka gelorakan disaat Anies ada atau tidak ada. Namun, teriakan Anies Presiden 2024 terkesan menggema kuat dikala Anies ada di keramaian. 

"Hal inilah yang direkam wartawan sehingga mendapat liputan luas. Hal itu kiranya membuat gusar pihak-pihak yang tidak menghendaki Anies menjadi Capres," kata dia.

Pihak-pihak ini terus berupaya mendeskreditkan Anies sebagai sosok yang tidak layak menjadi capres. Anies dituding dengan berbagai isu negatif. Bahkan Anies dituding sosok intoleran dan tidak berhasil membangun Jakarta.

"Pola menyudutkan tersebut justru akan membuat sebagian anak bangsa makin menyintai Anies. Hal itu yang kiranya direnungkan pihak-pihak yang tidak menghendaki Anies menjadi capres," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diteriaki presiden usai melaksanakan Shalat Idul Adha di Jakarta Internasional Stadium (JIS) pada Ahad (10/7). Hal tersebut terjadi tepat saat Anies menyerahkan hewan kurban berupa sapi seberat 1,2 ton kepada panitia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement