Senin 02 Mar 2020 20:49 WIB

Kemenkes Jelaskan Alur Penularan Virus Corona ke Warga Depok

Meski diisolasi, keduanya beraktivitas normal seperti baca majalah dan main ponsel.

Seorang petugas keamanan mengenakan masker saat berada di area Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (2/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang petugas keamanan mengenakan masker saat berada di area Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menjelaskan alur menularan dua Warga Negara Indonesia (WNI) terjangkit virus corona jenis baru (COVID-19). Dua WNI itu, yakni seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jakarta menjelaskan kronologinya berawal pada 14 Februari 2020, mereka punya komunitas yang secara periodik punya kegiatan dansa. Menurut Yurianto, wanita yang berdansa tersebut adalah sang anak yang berdansa di Paloma Menteng, Jakarta Pusat. 

Baca Juga

Dalam kegiatan dansa itu, warga Depok berpasangan dansa dengan warga Jepang yang tinggal di Malaysia. "Setelah selesai dansa bersama komunitasnya kurang lebih 50 orang dan itu multinasional, bukan hanya Jepang maka tanggal 16 Februari si wanita mengeluh batuk dan agak panas badannya, kemudian berobat ke dokter dan oleh dokter berobat tidak perlu dirawat," kata dia, Senin (2/3).

"Setelah pulang dari dokter tanggal 16-27 Februari, dia merasa badan tidak enak secara intens. Ia dirawat, dalam artian dilayani lebih dekat oleh ibunya yang serumah. Di rumah ada ibunya, yang bersangkutan, kakaknya dan pembantu," tambah Yuri.

Namun karena pada 27 Februari 2020, ia semakin merasa tidak enak badan dan ibunya pun mulai ketularan sakit. "Kebetulan tanggal 20 ibunya 'ketularan' sakit dengan keluhan batuk dan demam, maka dua-duanya memutuskan minta dirawat di RS, maka tanggal 27 Februari ibu dan anak dirawat di RS," ungkap Yuri.

Pada 28 Februari, WN Jepang yang tinggal di Malaysia itu lalu menelepon dan mengatakan bahwa ia sakit di Malaysia dan dirawat positif COVID-19. "Atas berita ini, si anak dan ibu melapor ke RS, bahasa sederhananya, 'apa saya tidak ketularan?' maka pada tanggal 1 Maret, dua-duanya dirujuk RS Sulianti Saroso, hari itu kita periksa dan hari itu confirm positif, kondisi baik-baik saja, tidak menggunakan oksigen dan sudah tidak panas meski di dalam ruang isolasi," tambah Yuri.

Menurut Yuri, saat ditemui di RS Sulianti Saroso tersebut keduanya beraktivitas normal. "Sempat komunikasi dengan interkom, dan saya tidak kontak langsung karena di ruang isolasi, satu membaca majalah tidak gunakan selang oksigen satu lagi main handphone, kami baca list pemeriksaan, tidak demam hanya kadang batuk," ungkap Yuri.

Kemenkes selanjutnya mengecek alur kelompok dansa dari klub dansa tersebut. "Kami tracking kelompok dansanya sedang kita cari tapi karena nationality-nya banyak, warga beberapa negara sedang kita tracking dengan pemeriksaan lebih lanjut," tegas Yuri.

Presiden Joko Widodo pada hari ini mengumumkan dua orang warga negara Indonesia (WNI) yaitu seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya berusia 31 tahun di Depok, Jawa Barat, positif terjangkit COVID-19 dan saat ini sedang dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Suroso sejak 1 Maret 2020.

Hingga Senin (3/2) sore terkonfirmasi di dunia ada 89.195 orang yang terinfeksi virus corona dengan 3.046 kematian sedangkan sudah ada 45.147 orang yang dinyatakan sembuh.

Kasus di China mencapai 70.026 kasus, di Korea Selatan 4.335 kasus, di Italia 1.694 kasus, di Iran 978. Kasus kematian di Iran menjadi yang paling tinggi di luar China yaitu 54 kematian. Sudah ada 65 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement