Senin 02 Mar 2020 11:41 WIB

Indonesia Dinilai Bisa Ambil Peran Redakan Konflik di India

Indonesia disebut bisa melakukan pendekatan yang sama seperti terhadap Myanmar.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Warga muslim meninggalkan lingkungan rumahnya yang mayoritas warga Hindu pascabentrok massa pendukung dan penentang UU Kewarganegaraan India berujung rusuh di New Delhi, India.
Foto: Adnan Abidi/Reuters
Warga muslim meninggalkan lingkungan rumahnya yang mayoritas warga Hindu pascabentrok massa pendukung dan penentang UU Kewarganegaraan India berujung rusuh di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Muslim Crisis Center Robi Sugara menilai Indonesia dapat turut meredakan konflik di India. Hal in mengingat selain memiliki sikap bebas aktif dalam hubungan antar negara, Indonesia juga sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Meski tidak seagresif seperti Turki. Kita menjadi anggota tidak tetap keamanan PBB, kita juga secara internasional sudah dipercayai untuk menyelesaikan konflik-konflik di berbagai negara. Contohnya waktu di Myanmar, Indonesialah yang dipercayai," ujar Robi Sugara saat dihubungi Republika.co.id, Senin (2/3).

Baca Juga

Memang, kata Robi, saat itu Indonesia tidak menggunakan pendekatan Hak Asasi Manusia (HAM). Sebab jika menggunakan pendekatan HAM pasti sudah ditolak oleh Myanmar.

Namun pendekatan-pendekatan Indonesia itu bisa meminimalisir kekerasan yang dialami muslim Rohingya. Karena itu, Indonesia bisa saja melakukan pendekatan yang sama.

"Apalagi secara politik di kawasan ini kan India juga dijadikan sebagai penyeimbang sebagai kekuatan China di wilayah Asia Pasifik. Pastinya konflik ini sendiri akan merepotkan India untuk berhubungan dengan negara-negara muslin yang ada di Asia, untuk kemudian menyeimbangkan kekuatan China di Asia Pasifik secara politik," tambahnya.

Terkait kerusuhan yang menargetkan Muslim, menurut Robi, kerusuhan di sana menandakan Pemerintahan India secara politik dan keamanan tidak stabil.

Ini mirip dengan kondisi Indonesia pada masa transisi 98 konflik di Poso dan Ambon. Beruntung Indonesia bisa segera pulih karena landasan Pancasila. Namun India kurang kuat apalagi dengan adanya UU yang diskriminasi pada Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement