REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan Aria Bima mengakui kemungkinan duet antara Pranowo Subianto dan Puan Maharani di Pemilu 2024 bisa saja terjadi. Ia menilai, politik antara PDIP dan Gerindra sangat dinamis.
"Semua hal bisa terjadi. Bahwa Pak Prabowo-Mbak Puan jadi salah satu keinginan Gerindra kami sangat bisa memahami. Kita partai pemenang, Pak Prabowo partai pemenang kedua, dan sangat memungkinkan kalkulasi poltik itu," kata Bima Aria, Rabu (26/2).
Keputusan untuk memasangkan Prabowo dan Puan dinilai Bima bersifat situasional berdasar pada popularitas dan elektabilitas figur yang muncul. Faktor itu semua akan terus dihitung dan tentunya itu akab terus berlanjut sampai mendekati pemilu.
Aria Bima mengakui, saat ini sangat wajar bila nama Puan disebut-sebut. Puan menjadi Ketua DPR karena memperoleh suara terbanyak. Di samping itu, Puan juga pernah menjadi Menteri Koordinator PMK.
"Jadi saya tidak melihaat dari aspek personalnya meragukan. Nah tergantung dinamika seperti apa, karena setahu saya Mbak Puan juga masih cukup tepat juga untuk dicalonkan sebagai presiden," ujarnya.
Survei Indo Barometer pada Januari 2020 menghasilkan sejumlah nama yang dianggap sebagai Capres terkuat untuk 2024. Nama - nama yang muncul di antaranya Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Prabowo menjadi yang terkuat.
Ketua Umum Partai Gerindra itu masih menjadi capres terkuat berdasarkan simulasi 22 nama. Dukungan publik tertinggi jatuh kepada Prabowo Subianto sebesar 22,5 persen, disusul Anies Baswedan 14.3 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 8,1 persen, Ganjar Pranowo 7, 7 persen dan Tri Rismaharini 6, 8 persen.
Jika dilakukan simulasi pasangan Capres-Cawapres 2024, Joko Widodo - Prabowo Subianto unggul 46.7% melawan pasangan Anies Baswedan -Mochamad Ridwan Kamil 21.9% atau selisih 24.8%. Sementara jika simulasi pasangan Prabowo Subianto – Puan Maharani 36.6% berhadapan dengan pasangan Anies Baswedan – Mochamad Ridwan Kamil 26.2% atau selisih 10.4%.