REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ribuan orang bergerak di daratan dan pantai Bali pada acara bersih-bersih lingkungan yang bertujuan untuk memberi kesadaran bagi masyarakat dan para wisatawan mengenai pentingnya mengurangi jumlah sampah, terutama sampah plastik. Kegiatan yang diinisasi oleh Komunitas Peduli Bali Bersih ONE ISLAND ONE VOICE bergerak dan mengkoordinir pelaksanaan event tahunan Bali's Biggest Clean Up di seluruh Bali.
Dalam rilisnya, panitia pelaksana aksi One Island One Voice menjelaskan, kegiatan tahunan ini berlangsung di seluruh pulau Dewata yang diikuti oleh berbagai unsur mulai dari masyarakat Bali, wisatawan, privat sector, dan organisasi kemasyaratkan. Lebih dari 12.500 orang secara sukarela mengikuti kegiatan yang memasuki tahun ke-4 pelaksanaan dengan membersihkan sampah di daratan, sampah dari laut di Pantai Kuta, Pantai Jimbaran, dan Pantai Seminyak. Tumpukan sampah plastik tak hanya mengganggu pemandangan mata, namun juga mengancam nyawa makhluk laut.
Dalam sehari penyelenggaraan tak kurang dari 20 ton sampah mampu dikumpulkan. lebih dari 20 persen bungkus plastik makanan, 17 persen puntung rokok, kantong plastik, botol dan gelas plastik serta sedotan dan bahan yang terbuat dari plastik lainnya berhasil dikumpulkan. Tak hanya plastik pada aksi bersih-bersih yang berlangsung pada 15 Februari lalu, juga berhasil mengumpulkan benda berhaya bagi ekosistem seperti pecahaan beling, sepatu, kaleng bahkan alat pancing.
"12.500 peserta bergabung di 115 lokasi di Bali dan mengumpulkan 20 ton sampah anorganik yang akan berakhir di samudera, sawah dan sungai," kata panitia One Island One Voice dalam rilisnya, Senin (24/2).
BBCU tahun ini adalah yang pertama kali dilakukan setelah pelarangan penggunaan tas plastic (kresek), sedotan plastic dan Styrofoam. Making Oceans Plastic Free juga membantu kami mengevaluasi sampah yang terkumpul.
Pada 2015 saat pertama kali digelar, One Island One Voice hanya menerima 12 survei setelah kegiatan (12.000 orang), tapi tahun ini lebih dari 50 persen koordinator mengirimkan kembali serta membantu membuat data lebih akurat. Jumlah tas plastik yang tahun lalu sebesar 15 persen menurun menjadi 9 persen tahun ini.
Koordinator di lokasi adalah individu, kelompok pertemanan, komunitas, atau privat sector yang ingin berperan untuk mengorganisir gerakan kebersihan di lokasi mereka masing-masing. Tahun ini coordinator termuda masih berusia 10 tahun.
Lokasi gerakan kebersihan terbesar tahun ini berada di Serangan, di luar Denpasar yang dikelola oleh "Serangan Bebas Plastik" diikuti oleh 2830 peserta, kemudian "Clean Seminyak" dengan peserta sejumlah 1000 orang dikoordinir oleh Potato Head, W Hotel, Oberoi, The Legian, Upasha, FPS Seminyak dan masih banyak yang lain.
Artis Lina Klauss, juga mendukung kampanye ini dengan karya seni yang impresif yang dibuat dari 1.200 sandal, 240 wadah pasta gigi, 330 potongan Styrofoam, 400 sedotan plastic, 37 botol PET dan 310 sendok plastic dan garpu.
Panitia aksi bersih-bersih Bali juga mengucapkan terima kasih kepada semua koordinator, peserta dan mitra yang telah mewujudkan kegiatan ini, dengan mengakhiri polemik tanpa saling menunjuk dan menyalahkan dan kini waktunya memperkuat kolaborasi dengan memberikan dampak ke semua lapisan baik itu pemerintah, privat sector, peneliti, aktivis maupun LSM.
"Semua pihak harus bersatu dalam satu wadah. Bersih-bersih hanyalah sarana untuk menggugah kesadaran, tapi dengan kegiatan ini juga bisa menunjukkan bahwa kita kuat bila kita lakukan Bersama."