REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga pimpinan tertinggi DPR, DPD dan MPR RI akan mengunjungi Papua pada 2-5 Maret 2020 mendatang. Kunjungan itu akan mencatatkan sejarah baru, lantaran selama 50 tahun lebih Papua bergabung dengan Indonesia, tiga pimpinan Parlemen belum pernah mengunjungi tanah Papua secara bersamaan.
Rapat persiapan kunjungan itu digelar MPR dengan menghadirkan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen RI, Senayan Jakarta pada Senin (24/2). "Kita koordinasi saling memberi tukar informasi, dan memberi bekal," kata Mahfud tergesa meninggalkan lokasi, usai rapat berakhir.
Mahfud tak memberi keterangan apakah rapat yang digelar secara tertutup juga membicarakan soal penyelesaian berbagai kasus di Papua secara terperinci. Namun, Anggota DPD RI asal Papua Yorrys Raweyai yang ikut dalam rapat tersebut mengatakan, para perwakilan Papua di Parlemen telah memberi banyak masukan pada Mahfud.
"Kami memberikan masukan-masukan tentang Papua, ini kan akan jadi sejarah, pimpinan ketua DPR MPR DPD berkunjung ke Papua," ujar Yorrys yang juga Ketua Forum anggota DPR dan DPD asal Papua, ditemui usai rapat.
Yorrys mengatakan, para pimpinan Parlemen akan mengunjungi sejumlah tempat. Tempat itu yakni Wamena yang menjadi tempat kericuhan usai aksi rasisme pada mahasiswa Papua terjadi di Surabaya. "Melihat pascakericuhan di sana, pengungsi yang dari Nduga di situ," ujar dia.
Kemudian para petinggi parlemen itu juga akan mengunjungi untuk Jayapura melihat persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 yan akan digelar di Papua. Para pimpinan kemudian menginap di Timika untuk selanjutnya meninjau Grassberg setelah divestasi Freeport.
"Kita kan cuma bisa mendengar dan menonton. Tapi kehadiran langsung ini kan punya emosi tersendiri, bisa memahami apa sebetulnya yang perlu disikapi bersama sama," kata mantan Politikus Golkar itu.
Senator asal Papua Barat, Filep Wamafma berharap kunjungan itu tak sekadar seremonial belaka. Bila pimpinan parlemen telah datang ke Papua, ia meminta para pimpinan tersebut kemudian menindaklanjuti permasalahan yang tak kunjung selesai di Papua
"Harapan saya para pimpinan lebih mengetahui peroalan lebih dekat dan dapat mengambil keputusan yg strategi dalam dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahtraan di tanah Papua," ujar Filep kepada Republika.
Ia berharap setelah itu ada upaya tindak lanjut soal penyelesaian permasalahan di Papua. Selama ini, Forum legislator dan senator asal Papua di Parlemen juga telah terbentuk. Ia berharap, masukan-masukan dari forum itu juga ditindaklanjuti oleh pimpinan DPR-DPD dan MPR RI.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo juga tak berbicara secara rinci permasalahan Papua mana yang dimaksud. Namun, pria yang kerap disapa Bamsoet itu menyoroti bahwa sejak 50 tahun lalu, sejak Papua berintegrasi dengan Indonesia kerap terjadi permasalahan.
Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat, permasalahan juga selalu timbul di Papua. "Kami ingin ada jalan keluar secara permanen untuk Papua yang berkeadilan," ujar Bamsoet.
Di samping itu, Bamsoet mengungkapkan, MPR, DPR, beserta DPD berencana melakukan kunjungan ke Papua pada 2-5 Maret mendatang. Kunjungan itu, kata dia, untuk memastikan masalah keamanan dan memantau persiapan gelaran Pekan Olahraga yang akan digelar.
"Karena mendengar laporan tentang keamanan, kami akan berkunjung ke sana sekaligus juga kami meninjau, Ketua DPR (Puan Maharani) akan meninjau persiapan PON. Kami ikut mendampingi," ujar Wakil Ketua Umum Golkar itu menambah.