Kamis 13 Feb 2020 14:05 WIB

Buruh: Protes RUU Cipta Kerja Bukan untuk Goyang Pemerintah

Serikat buruh yang dulu mendukung Jokowi juga menolak RUU Cipta Kerja.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea menegaskan aksi protes yang digelar para buruh terkait Omnibus Law RUU CIpta Kerja bukan untuk menggoyang pemerintahan. Ia menegaskan, tak ada motif politik kekuasaan dalam aksi yang digelar buruh.

"Saya ingin tegaskan demo besar buruh ini tidak ada niat menggoyang pemerintahan," kata Andi Gani di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2).

Baca Juga

Andi Gani menyatakan, tidak adanya tujuan politik tertentu dibuktikan dari KSPSI yang turut menggelar protes. Padahal, KSPSI menjadi Serikat buruh yang secara blak-blakan menyatakan dukunga untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu, bahkan dalam Pilgub DKI Jakarta.

"Kami konfederasi buruh yang mendukung Jokowi saja turun ke jalan. Ini kan harusnya jadi pertanyaan besar oleh pemangku kepentingan yaitu Menko Perekonomian dan Menteri Tenaga Kerja," ucap Andi Gani.

Pada intinya, Andi Gani mengatakan, para buruh khawatir RUU Cipta Kerja yang bermodel Omnibus Law bakal menyunat hak-hak yang telah mereka terima saat ini. Sementara poin-poin dari RUU Cipta Kerja sendiri masih belum jelas.

Karena itu, para buruh menuntut agar mereka dilibatkan dalam proses RUU Cipta Kerja yang drafnya telah dikirim pemerintah pada Rabu (12/2) sore. Pelibatan buruh pun dapat ditunjukkan dengan adanya buruh yang diikutsertakan dalam pembahasan, bukan sekadar formalitas.

"Kalau kami hanya di situ untuk melegitimasi tentu kami akan ikut menolak. Intinya gini, sikap asosiasi buruh se indonesia, siapapun dia, akan menolak semua regulasi. Bukan hanya omnibus law, tetapi semua regulasi yang mereduksi kesejahteraan pekerja Indonesia. Pasti kami lawan dan tolak," ucap Andi Gani menegaskan.

Dengan adanya aksi yang digelar KSPSI pada Rabu (12/2) ini, sudah ada tiga gelombang serikat buruh yang menggelar aksi di DPR. Aksi pertama dilakukan KSBI dan Sejumlah serikat buruh pada Senin (13/1) lalu. Pekan berikutnya, ribuan masa Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal juga melakukan aksi protes serupa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement