Kamis 13 Feb 2020 09:44 WIB

Akhir Kisah Kobe dan Gianna Bryant

Kobe Bryant dan putrinya telah dimakamkan pada 7 Februari 2020.

Jersey mendiang pemain LA Lakers, Kobe Bryant (kanan), disandingkan dengan jersey putrinya Gianna, di bangku Staples Center. Kobe dan putrinya sudah dimakamkan secara tertutup pada 7 Februari 2020.
Foto: AP
Jersey mendiang pemain LA Lakers, Kobe Bryant (kanan), disandingkan dengan jersey putrinya Gianna, di bangku Staples Center. Kobe dan putrinya sudah dimakamkan secara tertutup pada 7 Februari 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fitriyanto, Zainur Mahsir Ramadhan, Antara

Kobe Bryant dan putrinya Gianna telah dimakamkan pada 7 Februari lalu dalam upacara pribadi di Corona del Mar, California berdasarkan sertifikat kematian yang dirilis Rabu (12/2) waktu Amerika oleh pejabat Kota Los Angeles.

Baca Juga

Sebagaimana dilansir ESPN, Kamis (13/2), pemakaman itu dilakukan di Pacific View Memorial Park, yang berada di dekat rumah keluarga di Orange County. Awalnya pemakaman direncanakan di Westwood Village Memorial Park tetapi diubah.

Bryant dan putrinya, 13 tahun, tewas bersama dengan tujuh orang lainnya dalam kecelakaan helikopter 26 Januari lalu dekat Calabasas, California.  Di antara para korban adalah para pemain dan orang tua mereka serta seorang pelatih dari tim bola basket Mamba Sports Academy dan pilot.

Layanan peringatan untuk publik terhadap mendiang Kobe dan Gianna Bryant direncanakan pada 24 Februari di Staples Center di Los Angeles.  Dipilihnya Tanggal 24 Februari sesuai dengan jersey nomor 24 yang dipakai Bryant saat bermain di  Los Angeles Lakers dan nomor 2 adalah yang dikenakan oleh Gianna, di timnya yang dilatih sendiri oleh ayahnya.

Pada peringatan umum Senin, beberapa ribu orang berduka atas tiga korban lainnya. Mereka adalah pelatih baseball Orange Coast College John Altobelli, istrinya, Keri, dan putri mereka Alyssa, rekan satu tim Gianna.

Korban lain yang meninggal dunia dalam kecelakaan itu adalah Christina Mauser, yang membantu Bryant melatih tim bola basket remaja putri, serta Sarah Chester dan putrinya Payton, yang merupakan rekan satu tim Gianna.

Istri mendiang Kobe Bryant, Vanessa Briant baru-baru ini menyatakan kesedihan mendalam karena ditinggal suami dan anaknya. Dalam unggahannya, ia mengaku otaknya belum bisa memproses kepergian tersebut.

“Sepertinya saya mencoba memproses Kobe pergi tetapi tubuh saya menolak untuk menerima, apalagi putri saya tidak akan pernah kembali kepada saya. Rasanya salah. Mengapa saya harus bisa bangun di lain hari ketika anak perempuan saya tidak dapat memiliki kesempatan itu?! Saya sangat marah. Dia memiliki begitu banyak kehidupan untuk dijalani," tulis Vanessa seperti dilansir AP.

Namun dia menyadari, perasaan kuat dan tegar harus tetap ada demi tiga putrinya yang masih ada, Natalia, Bianka dan Capri. "Aku tahu apa yang kurasakan normal. Itu adalah bagian dari proses berduka. Saya hanya ingin berbagi kalau-kalau ada orang di luar sana yang mengalami kerugian seperti ini," tulisnya.

"Ya Tuhan, semoga mereka ada di sini dan mimpi buruk ini akan berakhir. Berdoa untuk semua korban tragedi mengerikan ini. Silakan terus berdoa untuk semua."

photo
Pemain basket LA Lakers, Kobe Bryant, memeluk putrinya Gianna, dalam sebuah dokumen foto tahun 2016. Kecelakaan helikopter Senin pagi (27/1) waktu Indonesia menewaskan Kobe dan putrinya.

Helikopter yang mengalami kecelakaan dan menewaskan Kobe Bryant disebut tidak memiliki sertifikat untuk diterbangkan saat tingkat visibilitas rendah karena hanya bisa mengandalkan instrumen kokpit. Helikopter jenis Sikorsky S-76B itu cuma diizinkan beroperasi ketika pilot bisa melihat dengan jelas ke luar pada hari terang.

"Hanya ada satu cara kalian bisa berada di awan, lewat rencana penerbangan instrument flight rules (IFR) atau karena kecelakaan," kata pilot dan mantan manajer keselamatan perusahaan Island Express Helicopters, Kurt Deetz, seperti dikutip Reuters.

Meski demikian, helikopter yang membawa Byrant, putrinya Gianna, dan tujuh orang lainnya dilengkapi dengan instrumen penerbangan yang layak. Deetz mengatakan bahwa sang pilot, Ara Zobayan, memang memiliki izin untuk instrumen flying. Namun kemungkinan besar tak cukup berpengalaman dalam melakukan hal itu karena batasan operasional dari perusahaan tempat ia bekerja.

Helikopter bermesin ganda itu menabrak bukit ketika cuaca setempat tengah diselimuti awan dan kabut yang menghalangi pandangan. Petugas pengatur lalu lintas udara telah memberi Zobayan special visual flight rules atau izin terbang dalam kondisi cuaca yang kurang optimal di sekitar bandara Burbank. Menurut laporan New York Times, sang pilot mengatakan bahwa tingkat visibilitas cukup untuk melakukan penerbangan visual, namun cuaca kelihatannya memburuk di saat penerbangan berlangsung.

Island Express Helicopters sementara ini menghentikan sementara seluruh layanannya. Pihak manajemen mengatakan, kecelakaan yang mengagetkan ini memengaruhi semua staf. "Manajemen memutuskan layanan dihentikan sementara waktu karena inilah yang dipandang terbaik untuk staf dan pelanggan."

photo
Infografis Kobe Bryant.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement