REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan pascaterpilihnya Zulkifli Hasan dan memimpin PAN kembali, arah politik partai tersebut akan mendekat pada kekuasaan. Zulkifli terpilih lewat suara terbanyak mengalahkan pesaingnya, Mulfachri Harahap dan Dradjad Wibowo.
"Terpilihnya Zulhas sebagai Ketum dan Hatta Rajasa sebagai ketua MPP juga mengindikasikan bahwa arah politik PAN ke depan akan mendekat pada kekuasaan," kata Ahmad Khoirul Umam di Jakarta, Selasa (11/2).
Menurut dia, PAN kemungkinan besar akan masuk dalam koalisi pemerintahan yang mengusung pasangan Presiden Joko Widodo-Kh Ma'ruf Amin pada periode pemerintahan 2019-2024. "Koalisi Jokowi juga kemungkinan dengan mudah akan menerima Karena PAN adalah simbol kekuatan Muhammadiyah," kata dia.
Sementara, untuk dinamika ke depan di internal PAN pasca terpilihnya Zulkifli Hasan menurut Khoirul Umam akan ditentukan dari tim formatur kepengurusan yang dipilih nantinya. "Di mana gerbong Amien Rais akan ditempatkan? Apakah akan diakomodasi secara proporsional ataukah disingkirkan dengan halus? Tapi meskipun Amien Rais kalah, dia biasanya bisa dengan mudah mengubah wajah politik dan arah kekuatannya sesuai dengan konteks isu dan kepentingan yang hendak ia mainkan," ucap Khoirul Umam.
Sebenarnya, terpilihnya Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN itu menurut dia, sudah mengindikasikan parpol tersebut akan memasuki babak baru. Yakni, dengan keluar dari hegemoni Amien Rais.
"Hegemoni Amien Rais yang selama ini menjadi patron client dalam stuktur kekuatan politik PAN," ujarnya.
Zulkifli Hasan (Zulhas) kembali terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025. Hal itu berdasarkan hasil rekapitulasi suara pemilihan pada Kongres V PAN, di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2) malam. Mantan Ketua MPR RI tersebut menang dengan jumlah 331 suara dari 563 total suara sah pada kongres V itu.