Rabu 12 Feb 2020 00:14 WIB

Asosiasi Harap Harga Bawang Putih Segera Turun

90 persen kebutuhan bawang putih Indonesia dipasok dari impor.

Pedagang menunjukan bawang putih yang dijualnya di Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020). Harga bawang putih terus naik seiring minimnya pasokan.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pedagang menunjukan bawang putih yang dijualnya di Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020). Harga bawang putih terus naik seiring minimnya pasokan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Ketua Harian Asosiasi Eksportir-Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo) Hendra Jowono mengharapkan harga bawang putih berangsur turun dan stabil. “Mudah-mudahan dalam waktu satu bulan mendatang harga bawang putih di pasaran akan berangsur-angsur turun dan stabil kembali,” kata Hendra di Jakarta, Selasa (11/2).

Menurut Hendra, 90 persen pasokan bawang putih di Indonesia masih diimpor dari negeri Tirai Bambu. Sehingga, mewabahnya virus corona membuat terjadi kendala di sentra-sentra produksi dan logistik.

Baca Juga

“Terjadi keterlambatan produksi karena baru mulai kerja lagi setelah liburan nasional di China diperpanjang oleh karena kasus virus corona dan pemeriksaan kesehatan pekerja post border diperketat pemerintah daerah China,” ujarnya.

Hendra mengatakan, masyarakat konsumen pada umumnya meminta pemerintah untuk memperhatikan kenaikan harga-harga buah dan sayur, baik lokal maupun impor. Bahan-bahan pangan tersebut, lanjutnya, sejak dua hingga tiga minggu belakangan ini sudah naik drastis karena kekurangan pasokan yang diakibatkan oleh karena musim hujan.

Selain itu, izin rekomendasi impornya hanya diterbitkan untuk tiga perusahaan, yang juga menjadi kendala. “Dengan kenaikan bahan-bahan pangan ini, akan berdampak kepada penurunan daya beli masyarakat dan dapat memperlambat perkembangan konsumsi ekonomi nasional,” ujar Hendra.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China. Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan penerbitan izin impor ini dilakukan karena stok bawang putih di dalam negeri kian menipis, yakni 70.000 ton. Stok tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan sampai pertengahan Maret mendatang.

"Stok kurang lebih 70.000 ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka (impor) untuk mengantisipasi sampai dua-tiga bulan ke depan," kata Prihasto saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR di Jakarta, Senin (10/2).

Prihasto memperkirakan impor bawang putih sebesar 103.000 ton tersebut dapat memenuhi kebutuhan sampai 2-3 bulan ke depan. Ada pun kebutuhan konsumsi bawang putih nasional mencapai 560.000-580.000 ton per tahun atau sekitar 47.000 ton per bulan.

Sebagai informasi, produksi bawang putih dalam negeri baru mencapai 85.000 ton per tahun atau sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional. Sedangkan 90 persennya harus dipenuhi lewat impor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement