Selasa 11 Feb 2020 06:18 WIB

Ini Alasan AP II Kurangi Frekuensi Penerbangan di Halim

Frekuensi penerbangan di Bandara Halim karena tingginya pergerakan pesawat. 

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Pesawat jenis Boeing 737 berjalan di runway Bandara Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (30/1). AP II akan mengurangi frekuensi penerbangan di bandara ini.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Pesawat jenis Boeing 737 berjalan di runway Bandara Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (30/1). AP II akan mengurangi frekuensi penerbangan di bandara ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) berencana akan mengurangi frekuensi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma pada Maret 2020. Direktur Utama AP II Muhammad Awluddin mengatakan frekuensi penerbangan di Bandara Halim akan dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta dikarenakan kepadatan pergerakan pesawat. 

"Kepadatan di Halim sudah cukup tinggi. Kepadatan di Halim harus diimbangi dengan keselamatan, kemanan, dan pelayanan," kata Awaluddin di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Senin (10/2). 

Awaluddin tidak ingin karena kepadatan tersebut maka banyak faktor yang diharapkan mskapai dan penumpang tidak terpenuhi dengan maksimal. Khususnya dalam aspek keselamatan, keamanan, dan aspek pelayanan kepada pengguna jasa.

"Contoh misalkan kejadi kemarin landasan pacu terendam, otomatis terkena penerbangannya. Itu risiko cukup tinggi terjadi," tutur Awaluddin. 

Dia menegaskan bukan berarti AP II akan menutup penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma. Awaluddin mengatakan AP II hanya akan mengurangi frekuensi penerbangannya dengn porsi yang cukup kecil untuk mengantisipasi risiko. 

Sebanyak enam penerbangan dari total 160 pergerakan pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma akan dikurangi dan dialihkn ke Bandara Soekarno-Hatta. Dari enam penerbangan tersebut sebanyak 12 pesawat yang mendarat dan lepas landas yang dikurangi frekuensi penerbangannya. 

Sebelumnya, Awaluddin memastikan AP II masih memepersiapkan beberapa proses sebelum mengurangi frekuensi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma. "Prosesnya kita minta izin, kita sudah lapor. Kan kan kita harus konsolidasi dengan maskapai," ujar Awaluddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement