Ahad 09 Feb 2020 17:16 WIB

Presiden Pelajari Pembangunan Ibu Kota dari Australia

Jokowi pun kembali menegaskan keseriusan pemerintah dalam pemindahan ibu kota negara.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Chief Executive National Capital Authority Canberra Sally Barnes (kanan) melihat pusat kota Canberra dari Mount Ainslie, Canberra, Australia, Ahad (9/2/2020).
Foto: Antara/Desca Lidya Natalia
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Chief Executive National Capital Authority Canberra Sally Barnes (kanan) melihat pusat kota Canberra dari Mount Ainslie, Canberra, Australia, Ahad (9/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Mount Ainslie di Canberra, Australia, Ahad (9/2). Di wilayah ini, Jokowi melihat dan mempelajari pembangunan Canberra sebagai ibu kota Australia.

"Ya saya banyak bertanya tadi pagi ke gubernur jenderal, kemudian bertanya juga ke Perdana Menteri Scott Morrison, kemudian sekarang bertanya juga ke Sally Barnes, CEO-nya National Capital Authority di sini. Kita ingin mendapatkan sebuah bayangan seperti apa sebetulnya Kota Canberra, bagaimana dikelola, kemudian dimulainya seperti apa," kata Jokowi, dikutip dari siaran resmi Istana.  

Baca Juga

Kota Canberra dibangun pada 1913 dan memiliki penduduk sekitar 400 ribu jiwa. Dari Mount Ainslie yang memiliki ketinggian 843 meter di atas permukaan laut, presiden melihat tata kota Canberra sangat baik. 

"Hal yang baik-baik akan kita ambil untuk pembangunan ibu kota baru. Baik manajemennya, baik tata kotanya. Saya kira tadi kita lihat gedung-gedung pemerintah tidak ada yang tingginya lebih dari tujuh lantai. Tapi di sisi yang lain, ada juga yang jauh dari area pemerintahan diperbolehkan gedung tinggi-tinggi, di situ sangat bagus," kata dia.

Jokowi pun kembali menegaskan keseriusan pemerintah dalam pemindahan ibu kota negara Indonesia ke Kalimantan Timur. Menurutnya, studi terkait hal tersebut sudah dimulai sejak lima tahun lalu dan lomba desain telah dimulai pada tahun lalu.

Saat ini, pemerintah masih menunggu undang-undang di DPR. "Kalau sudah ada undang-undang tinggal kita lakukan land clearing, lalu kita lakukan pembangunan infrastruktur dasar. Saya kira itu yang akan kita lakukan," ungkapnya.

Kunjungan ke Mount Ainslie ini dilakukan Presiden di sela-sela agenda kunjungan kenegaraan ke Australia. Presiden menyebut bahwa tujuan lain kedatangannya ke Australia adalah untuk menindaklanjuti selesainya ratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang telah disetujui DPR tiga hari yang lalu.

"Jadi ini adalah tindak lanjutnya, akan ke arah mana besok baru akan dibicarakan. Yang paling jelas, kita ingin keterbukaan sehingga perdagangan, investasi, pariwisata akan lebih banyak antara kedua negara Indonesia dan Australia. Arahnya ke situ karena ratifikasinya sudah selesai," jelasnya.

Turut mendampingi Presiden saat meninjau Mount Ainslie antara lain, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar Indonesia untuk Australia Yohanes Legowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement