REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap mewabahnya virus Corona di berbagai negara saat ini tak berimbas pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Namun ia mengakui, virus jenis baru asal Wuhan, China ini sangat memberikan tekanan pada perekonomian.
Selain itu, virus ini juga cukup mempengaruhi pariwisata dalam negeri. Hal ini disampaikan Jokowi saat melantik pengurus DPP PBB Periode 2019-2024 di Hotel Aston Kartika, Jakarta Barat, Kamis (6/2) malam.
“Kita harapkan ini tidak mempengaruhi banyak pariwisata di Tanah Air tapi dari sisi ekonomi memang tekanan itu begitu sangat terasa saat ini. Ekspor menurun, turis menurun moga-moga tidak berimbas pada pertumbuhan ekonomi yang kita miliki,” jelas Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi masih menilai dampak wabah Corona terhadap pariwisata di Indonesia tak separah dibandingkan pariwisata di negara-negara lainnya. Ia menyebut, pariwisata di sejumlah negara tetangga pun benar-benar sangat terpukul oleh kondisi saat ini.
“Seperti kita lihat sekarang di negara-negara dekat kita betul-betul sangat sepi sekali. Masih beruntung Alhamdulillah kita tidak tergantung pada turis dari 1,2,3 negara. Turis kita berasal dari hampir seluruh negara,” ucapnya.
Merespon wabah virus Corona yang telah menyebar ke berbagai negara, pemerintah pun mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan sementara penerbangan dari dan ke China, menghentikan pemberian bebas visa warga negara Cina, serta melarang sementara impor hewan hidup dari China.
Meskipun kebijakan ini sangat berdampak terhadap perdagangan Indonesia dan China, namun hal ini dilakukan untuk menjaga kepentingan nasional. Jokowi menyebut angka ekspor barang ke China pun sangat besar, begitu pula jumlah wisatawan asal China yang berkunjung ke Indonesia juga tidaklah kecil.
“Apapun saya sampaikan kepentingan nasional ada tetap yang nomor satu,” tambah Jokowi.
Presiden memastikan hingga saat ini belum ada warga negara Indonesia yang berada di Tanah Air tertular virus korona jenis baru ini. Kendati demikian, ada satu WNI yang positif menderita virus korona di Singapura.