REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Setelah melalui proses yang panjang, jembatan perintis harapan penyintas banjir telah terbangun kokoh. Jembatan sepanjang kurang dari 100 meter ini telah membuka kembali harapan warga Lebak yang sebelumnya terisolir.
Akibat musibah banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi, mengakibatkan puluhan jembatan yang menjadi akses warga rusak dan hanyut sehingga dibangunnya jembatan gantung ini sangat membantu memulihkan kembali aktivitas mereka, seperti ke sawah, kebun, sekolah, dan akses ke berbagai tempat lainnya.
Rabu (5/2) jembatan gantung di Kampung Muhara, Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak ini telah diresmikan dengan dihadiri oleh beberapa pihak, yaitu diantaranya Perwakilan Bupati Lebak, Perwakilan Kemenag Lebak, Kapolsek Lebak, Direktur Utama LAZ Harfa, Perwakilan Baitul Maal Muamalat (BMM), Camat Lebak Gedong, Kepala Desa Ciladaeun, Tokoh Masyarakat setempat, dan lain-lain.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, menjelaskan terwujudnya jembatan harapan ini adalah bukti bahwa banyak orang-orang yang masih peduli terhadap masyarakat Lebak yang tertimpa musibah. Akibat musibah ini kurang lebih ada 27 jembatan yang rusak dan hanyut di Lebak.
"Adanya gerakan-gerakan sosial dari Lembaga-lembaga sosial seperti ini sangat membantu masyarakat. Kami Pemerintah Kabupaten Lebak sangat berterimakasih kepada LAZ Harfa, BMM, dan juga Vertical Rescue Indonesia yang telah mewujudkan harapan kami, mendampingi masyarakat untuk bangkit," ucapnya.
Bupati Lebak bersama Laz Harfa meresmikan jembatan gantung di Lebak, Banten.
"Kami bersama BMM berkomitmen selama 1 tahun kedepan akan mendampingi para penyintas. InsyaAllah ini menjadi manfaat, berkah untuk kita semua," ucap Indah Prihanande, Direktur Utama LAZ Harfa.
Galih Pujonegoro, Perwakilan BMM menjelaskan bahwa adanya jembatan ini dapat membantu mempererat silahturahmi masyarakat, memudahkan akses pendidikan dan ekonomi. "Kami sangat terpukul dengan adanya musibah di sini. Kultur gotong royong di desa ini sangat kental sekali, masyarakatnya luar biasa. Sehingga, kami tidak ragu untuk membantu masyarakat di sini bersama LAZ Harfa karena kami juga sudah mendampingi selama 2 tahun," ujarnya.
Pembangunan jembatan ini memakan waktu kurang lebih 1 minggu. Selama itu masyarakat bersama para relawan bahu membahu bergotong royong dari pagi hingga malam hari.
"Jembatan ini sangat vital untuk warga di sini karena jembatan yang hanyut adalah jembatan utama jalur antar provinsi. Harfa sangat sigap sekali langsung membangun hingga terwujudlah jembatan ini. Terimakasih juga BMM dan tim VRI," ucap Yayat Dimyati, Kepala Desa Ciladaeun.