Senin 22 Apr 2024 17:44 WIB

Kawasan Badui di Pedalaman Lebak Bebas Kasus DBD

Nyamuk Aedes aegypti tidak berkembang biak di kawasan pegunungan di sana.

Warga berdiri di antara rumah permukiman Badui mualaf di Bojong Menteng, Lebak, Banten, Ahad (10/3/2024). Permukiman tersebut merupakan kawasan yang dihuni 34 KK warga Suku Badui yang sebelumnya memegang kepercayaan Sunda Wiwitan kini telah memeluk agama Islam.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga berdiri di antara rumah permukiman Badui mualaf di Bojong Menteng, Lebak, Banten, Ahad (10/3/2024). Permukiman tersebut merupakan kawasan yang dihuni 34 KK warga Suku Badui yang sebelumnya memegang kepercayaan Sunda Wiwitan kini telah memeluk agama Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kawasan komunitas masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, hingga kini terbebas kasus penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).

 

Baca Juga

"Awalnya terdapat satu warga Badui pada pertengahan April 2024 dicurigai DBD karena kondisi suhu tubuhnya panas dingin, namun berdasarkan laboratorium, hasilnya negatif," kata Mumuh Muhdiyat, seorang petugas Surveilans Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak, Senin (22/4/2024).

 

Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan bagi masyarakat Badui memiliki kewenangan untuk mengantisipasi berbagai penyakit menular, termasuk kasus DBD.

 

Pihaknya secara rutin setiap pekan melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan di pemukiman Badui. Selama ini, masyarakat Badui yang tinggal di Desa Kanekes Kabupaten Lebak belum ditemukan kasus penyakit DBD.

 

Populasi nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus DBD di wilayah pemukiman Badui tidak berkembang biak. Oleh karenanya, masyarakat Badui hingga kini terbebas dari penyebaran penyakit yang mematikan itu.

 

Adapun, warga Badui yang terserang penyakit DBD itu datang dari luar daerah setelah mereka menginap dan digigit nyamuk Aedes aegypti. "Kami dari Januari sampai April 2024 di wilayah kerjanya hanya menemukan empat kasus DBD, namun bukan warga Badui," katanya.

 

Kepala Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Budi Mulyanto mengatakan selama ini belum menemukan kasus DBD di kawasan permukiman masyarakat Badui. Ini karena di daerah itu berada di Gunung Kendeng dan nyamuk Aedes aegypti tidak berkembang biak.

 

Padahal, kasus DBD di Kabupaten Lebak merebak dan pada 12 April 2024 mencapai 1.327 kasus dan kematian dilaporkan enam orang. "Kami mengapresiasi warga Badui yang tinggal di Gunung Kendeng tidak ditemukan kasus DBD," katanya.

 

Sementara itu, tokoh adat masyarakat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan selama ini kasus DBD di wilayahnya belum ditemukan karena daerahnya pegunungan.

 

Selain itu, ia meminta pengunjung wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan. "Kami berharap pengunjung dapat menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya," kata Jaro Saija.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement