Senin 03 Feb 2020 08:55 WIB

4 WNI Pilih Tetap di Wuhan, 3 WNI tak Penuhi Syarat Evakuasi

Sesuai protokol kesehatan, seluruh penumpang melalui pemeriksaan kesehatan berlapis.

Petugas medis memeriksa kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang baru tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, dan akan diberangkatkan menuju Natuna dengan pesawat Hercules TNI di Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.
Foto: ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI
Petugas medis memeriksa kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang baru tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, dan akan diberangkatkan menuju Natuna dengan pesawat Hercules TNI di Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020). Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, China tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Rizky Jaramaya, Mabruroh

Baca Juga

Pemerintah Indonesia telah mengevakuasi 243 orang dari Cina pada Ahad (2/2). Mereka terdiri atas 237 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 warga negara asing (suami seorang WNI), dan 5 anggota tim aju Kedutaan Besar RI di Beijing.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyatakan, pada saat proses menjelang kepulangan terdapat empat WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Cina karena alasan keluarga. Sementara, tiga WNI lainnya tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang.

"Sesuai protokol kesehatan, seluruh penumpang harus melalui pemeriksaan kesehatan berlapis, baik yang dilakukan otoritas kesehatan RRT maupun tim dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan," ujar Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI Judha Nugraha dalam siaran pers, Ahad (2/1).

Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan berlapis, ujarnya sebanyak 243 orang yang dinyatakan lolos. Sedangkan, terhadap WNI yang tidak lolos pemeriksaan kesehatan, menurut Judha, KBRI Beijing akan terus menjalin komunikasi dengan WNI tersebut. KBRI juga akan berkoordinasi dengan pihak asrama universitas serta otoritas Cina untuk memastikan kondisi dan kebutuhan yang mereka perlukan.

"Kemenlu juga telah menghubungi keluarga masing-masing di Indonesia," ujar Judha. Namun, ia tidak menjelaskan nama dan daerah asal tiga WNI tersebut.

Pesawat Batik Air pembawa warga negara Indonesia dari Wuhan mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, Ahad (2/2), sekitar pukul 8.45 WIB. Mereka mulai turun pesawat sekitar pukul 9.23 WIB, keluar satu per satu dengan jarak yang relatif lama.

Sejumlah petugas berpakaian pengamanan kesehatan lengkap (hazmat) berwarna kuning dan putih langsung siaga di sekitar pesawat, begitu pesawat yang membawa WNI dari Wuhan tiba.

Petugas berseragam kuning masuk ke dalam pesawat. Mereka sempat berhenti di pintu depan pesawat selama beberapa menit, dan disusul beberapa petugas berseragam putih.

Menurut aturan karantina, seluruh penumpang harus melalui pemeriksaan kesehatan di dalam pesawat Batik Air sebelum pindah ke pesawat lain yang akan membawanya ke Natuna.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Achmad Farchanny sebelumnya menyatakan, terdapat sejumlah tes kesehatan yang dilakukan di dalam pesawat, di antaranya mengukur suhu tubuh.

Sebelum para penumpang turun, petugas tampak menyemprotkan disinfektan ke tangga pesawat. Begitu juga ketika para penumpang turun, mereka tampak disemprot cairan yang digunakan menyemprot tangga tersebut.

Para penumpang dan barang bawaan mereka langsung diarahkan ke tiga pesawat TNI yang disiapkan, yaitu Hercules A-1315 dan dua Boeing AI 7304 dan A 7306. Kadis Ops Lanud Hang Nadim Batam Mayor Lek Wardoyo mengatakan, Hercules dimaksimalkan dapat mengangkut 130 orang dan Boeing berkapasitas masing-masing 100 orang.

Achmad Farchanny menjelaskan, pemindahan WNI dari pesawat yang membawanya dari Wuhan hanya transit maksimal satu jam di Bandara Hang Nadim, Batam. Setelah transit, pesawat melanjutkan penerbangan ke Bandar Udara Raden Sadjad Natuna.

Apabila dalam pemeriksaan itu ditemukan ada yang sakit dan menunjukkan gejala terkena virus korona, yang bersangkutan akan langsung diisolasi. "Tindakan isolasi pemisahan," ujar dia.

photo
Proses evakuasi WNI dari Wuhan, Hubei China sesaat setelah turun dari pesawat Boeing A330-300 Batik Air di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Ahad (2/2).

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) di Huazhong, Khoirul Umam Hasbiy, menyatakan, rekan-rekannya sudah mendarat di Wuhan pada kemarin sore. “Alhamdulillah, teman-teman kampus kami sudah selamat sampai tujuan di Natuna,” kata dia dalam keterangannya, kemarin.

Ia juga mengiyakan, ada tiga rekannya tak diberbolehkan berangkat oleh otoritas Cina. Sedangkan, yang memilih tinggal, menurut dia karena merasa Cina lebih siap dengan fasilitas dan teknologi mereka. “Mahasiswa dan WNI lainnya berharap setelah karantina bisa kembali ke rumah masing-masing,” ujarnya.

Menurut Khoirul, rekan-rekannya akan menjalani protokol kesehatan selama 14 hari di Natuna. Mereka juga dilarang berkomunikasi dengan pihak di luar karantina. Telepon genggam para WNI itu juga dikumpulkan.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Natuna meliburkan seluruh pelajar mulai 3-17 Februari 2020 atau selama WNI dari Wuhan dikarantina di daerah tersebut. Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti di Tanjungpinang, mengatakan, surat edaran dari Sekretariat Daerah Natuna tentang pelajar diliburkan selama dua pekan itu sebagai upaya pencegahan.

Pelajar diimbau untuk belajar di rumah dan menerapkan pola hidup sehat. Pelajar juga diminta untuk tidak beraktivitas di luar rumah selama masa libur. "Kami harus melindungi seluruh warga, termasuk pelajar dan guru," ucapnya, Ahad (2/2).

Ngesti juga menegaskan kembali sikap Pemkab Natuna yang menolak WNI dari Wuhan dikarantina atau diisolasi di Natuna. Apalagi, jarak antara barak militer di Natuna tempat isolasi itu dekat dengan perumahan warga. "Hanya berjarak 2 kilometer. Bisa ngintip," tuturnya.

Ia menegaskan, penolakan dan aspirasi itu juga sudah disampaikan kepada Kemenkes. Pemkab Natuna meminta jaminan kepada Kemenkes agar tidak ada seorang pun warga Natuna yang terjangkit virus itu karena WNI di Wuhan diisolasi di daerah tersebut. "Ada jaminan, memulihkan psikologis warga yang dalam beberapa hari ini merasa ketakutan," kata dia. n antara ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement