Sabtu 01 Feb 2020 06:35 WIB

Kemenkes: WNI yang Dievakuasi dari China Diobservasi 14 Hari

WNI yang dievakuasi dari China akan diobservasi 14 hari setibanya di Indonesia.

Kepala Subdirektorat Penyakit Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Endang Budi Hastuti, menyatakan WNI yang dievakuasi dari China akan diobservasi 14 hari setibanya di Indonesia.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Subdirektorat Penyakit Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Endang Budi Hastuti, menyatakan WNI yang dievakuasi dari China akan diobservasi 14 hari setibanya di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan dipulangkan ke Indonesia dari wilayah terpapar virus corona jenis baru di Provinsi Hubei, China akan dipantau. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, proses observasi akan dilakukan setibanya WNI yang dievakuasi ke Indonesia.

"Menurut aturan dan yang seharusnya dilakukan, kalau masuk ke Indonesia, mereka akan diobservasi dulu," kata Kepala Subdirektorat Penyakit Infeksi Emerging Kemenkes Endang Budi Hastuti di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Terkait penanganan proses evakuasi, Endang mengatakan dirinya masih harus menunggu arahan lebih lanjut karena masih dalam proses pembicaraan. Observasi dilakukan untuk memastikan kesehatan tiap WNI yang dievakuasi dari daerah berbeda di Provinsi Hubei, China.

Para WNI, menurut Endang, akan diobservasi secara ketat oleh petugas kesehatan selama berada di tempat observasi. Mereka akan tinggal di sana selama kurang lebih 14 hari untuk memastikan masa inkubasi akibat kemungkinan paparan virus dapat dilewati dengan baik.

Meski demikian, Endang belum dapat merinci bagaimana proses observasi dilakukan dan kemungkinan lokasi yang akan dijadikan tempat observasi. Jumlah pasti warga yang dievakuasi juga belum terkonfirmasikan.

"Terkait rencana observasinya seperti apa, akan dibawa ke mana, kemudian seperti apa nanti pengawasannya, saya belum tahu karena masih dibicarakan," katanya.

Sementara itu, menanggapi penetapan status darurat kesehatan dari WHO, Endang mengatakan, Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara. Salah satunya dengan meningkatkan pemeriksaan dengan thermal scanner dan pemberian health alert card kepada wisatawan yang datang.

"Dengan health alert card itu diharapkan penumpangnya mengisi datanya. Di situ kemudian kita simpan datanya. Di situ juga ada keterangan bahwa kalau mereka selama di Indonesia kemudian mengalami gejala-gejala seperti yang tertulis di kartu, mereka harus datang ke rumah sakit. Jadi, dari situ kita bisa mengawasinya," katanya.

Sementara itu, Lion Air Group mengonfirmasikan bahwa maskapai anggotanya, yakni Batik Air, akan membantu evakuasi WNI dari Wuhan, China. Pihaknya memenuhi permintaan dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

"Benar, Batik Air dengan pesawat A330," ujar Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait saat dihubungi di Jakarta, Jumat (31/1) malam.

Menurut salinan surat permohonan izin Batik Air untuk charter flight kepada Kementerian Perhubungan disebutkan bahwa maskapai tersebut diminta oleh Kementerian Luar Negeri untuk kebutuhan evakuasi WNI dari Kota Wuhan, China yang saat ini dilanda wabah virus corona. Dalam surat itu disebutkan bahwa pesawat  akan berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Indonesia menuju Wuhan, China pada Sabtu 1 Februari 2020 pukul 06.00 waktu setempat.

Pesawat diperkirakan rencananya tiba di Wuhan, China pukul 12.00 WIB. Ada sebanyak 243 WNI yang tinggal di kota tersebut.

Rencananya, pesawat tersebut akan kembali dari Wuhan pada hari yang sama pukul 13.00 waktu setempat. Pesawat akan mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam pukul 19.00 waktu setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement