Jumat 31 Jan 2020 14:45 WIB

Program 'Chickenisasi' akan Dilanjut untuk Keluarga

Sebelumnya program ini dilakukan oleh anak sekolah.

Rep: Muhammad Fauzi Rdwan/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Bandung, Oded M Danial secara simbolis resmi meluncurkan program pembagian 10 ekor anak ayam kepada siswa SD dan SMP. Kini program tersebut dilanjutkan untuk keluarga (ilustrasi)
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Wali Kota Bandung, Oded M Danial secara simbolis resmi meluncurkan program pembagian 10 ekor anak ayam kepada siswa SD dan SMP. Kini program tersebut dilanjutkan untuk keluarga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung mengungkapkan akan melanjutkan program Wali Kota Bandung tentang chickenisasi pascapemberian anak ayam kepada siswa SD dan SMP. Pemberian ayam akan diberikan kepada satu keluarga sebagai bagian dari ketahanan pangan.

"Program (Chickenisasi, Red) akan terus dilanjutkan dan lebih luas sasarannya. Kan ini tujuannya bukan anak sekolah saja, tapi dalam konteks ketahanan pangan kita harap setiap rumah tangga bisa memelihara anak ayam," ujar Kepala Dispangtan Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, Jumat (31/1).

Baca Juga

Menurutnya, diharapkan keluarga atau rumah tangga memiliki ketahanan pangan dan memiliki ketersediaan pangan. Terkait dengan anak ayam milik siswa yang sudah tumbuh, pihaknya mengaku akan mengumpulkan semua siswa pemilik ayam dan akan dilakukan penilaian. "Kita tanya ke anaknya apakah akan disembelih, akan dijual, tergantung anaknya," katanya.

Ia mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan evaluasi terhadap program pemberian anak ayam. Gin Gin mengatakan selama proses pemeliharaan anak ayam oleh siswa terdapat anak ayam yang mati. Namun jumlahnya masih dibawah 10 persen dan dinilai masih wajar.

Kepala Sekolah SMP Negeri 54, Ike Fiesta Renny menambahkan program pemeliharaan anak ayam dikerjakan oleh siswa kelas 7 dan 8. Menurutnya, sebanyak 289 ekor ayam diurus 179 siswa sedangkan siswi memelihara cabai.

Meski belum memiliki bekal memelihara anak ayam. Menurutnya, siswa antusias. "Saya lihat bagaimana anak-anak dalam membuat kandang saling komunikasi, kerja sama, saling marah-marah tidak sesuai pendapat. Mereka juga buat laporan perkembangan anak ayam," ungkapnya.

Ia mengklaim dengan adanya program pemeliharaan anak ayam memiliki dampak siswa lebih mengurangi aktivitas bermain game dan aktif membuat video anak ayam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement