REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyatakan evakuasi Warga Negara Indonesia yang berada di Wuhan membutuhkan koordinasi matang. Koordinasi itu termasuk dengan pemerintahan China.
"Kalau evakuasi sudah pasti tapi kesiapan kita tadi saya sampaikan tim TNI di bidang kesehatan sudah siap, artinya kita tinggal memutuskan tapi juga melihat di sana. Ini bukan negara kita loh, bukan di negara kita, di negara orang lain yang memiliki regulasi, yang memiliki aturan-aturan yang ada," katanya di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tangerang Selatan, Kamis
Jepang sudah mulai memulangkan warganya dari Wuhan. Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, dan Prancis bahkan akan mulai mengirim pesawat masing-masing ke Wuhan pada Kamis (30/1).
"Sudah saya sampaikan bahwa kita memiliki opsi untuk mengevakuasi tetapi itu kan ada prosedur itu semuanya. Tadi sudah saya sampaikan kepada Menlu untuk mulai menjajaki mengenai (evakuasi, red.) itu tapi juga tahapan-tahapannya baru sore ini kita lakukan," kata dia.
Sejumlah tahapan yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana perlakuan pemerintah terhadap WNI yang dievakuasi setelah sampai di Indonesia. Evakuasi itu, menurut Presiden Jokowi, akan dilakukan oleh pihak TNI.
Rapat internal pembahasan virus Corona dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pariwisata Wishnutama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, serta perwakilan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kesehatan.
Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menyatakan pemerintah menyiapkan opsi untuk evakuasi dan opsi untuk melindungi 243 WNI di Wuhan, China, dengan memberikan bantuan biaya hidup masing-masing 280 yuan.
"Berkenaan dengan evakuasi adalah terkait dengan status kota itu sendiri karena sampai sekarang Kota Wuhan masih dalam status karantina, kalau memang harus keluar dari Wuhan harus ada 'clearence' dari otoritas pemerintah China," katanya.
Sejumlah skenario evakuasi yang disiapkan pemerintah adalah dengan mengeluarkan WNI di Provinsi Hubei. Kemudian menjemput mereka di kota di luar Hubei setelah melewati masa karantina kota. Keputusan karantina itu diputuskan oleh otoritas setempat.
Skenario kedua adalah pesawat dari Indonesia langsung bisa masuk dan mendarat di Wuhan bila diizinkan.
Maskapai All Nippon Airways ditugaskan Jepang untuk menjemput warganya di Wuhan. Pesawat itu tiba di Bandara Haneda, Tokyo, pada Rabu (29/1) pagi. Pesawat yang digunakan adalah Boeing 767.
Pesawat lain sudah terbang pada Rabu (29/1) malam dan tiba di Tokyo pada Kamis, untuk menjemput 210 orang. Setelahnya, ada pesawat lagi yang diterbangkan ke Wuhan untuk menjemput sekitar 200 orang.
Selain Jepang, Amerika Serikat juga berhasil mengangkut ratusan warganya yang terisolasi di Wuhan, China. Mereka telah meninggalkan kota itu dengan menggunakan pesawat sewaan.