REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah belum mengambil langkah untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Wuhan, China hingga Kamis (30/1) ini. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Angkatan Udara (AU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyatakan kesiapan TNI AU apabila diminta oleh pemerintah untuk mengevakuasi WNI di Wuhan.
"TNI Angkatan Udara siap kapan pun untuk dikerahkan," kata Yuyu ditemui di sela-sela Rapat Pimpinan TNI AU 2020, di Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (30/1).
Yuyu mengatakan TNI AU saat ini tengah menyiagakan dua kapal Boeing dan satu pesawat Hercules. Ia menyatakan siap menambah jumlah pesawat apabila pemerintah membutuhkan lebih banyak pesawat.
"Yang jelas kami Angkatan Udara menyiapkan alutsista apabila pemerintah memerintahkan TNI AU untuk menjemput saudara kita yang berada di Wuhan, Cina," ujarnya.
Selain itu pasukan dari batalyon kesehatan juga sudah disiapkan. Namun untuk pelaksanaannya sangat tergantung kepada stakeholder yang lain.
"Jadi perkembangan terakhir yang saya monitor masih mempertimbangkan hal teknis dan operasional, jadi masih dipertimbangkan," tuturnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Fajar Adriyanto mengungkapkan bahwa TNI AU pesawat Boeing 737 dan satu C130 Hercules. Pesawat tersebut bisa menampung sekitar 200 orang sekali jalan.
Fajar menjelaskan, TNI AU akan siap membantu jika memang dibutuhkan. Menurut dia, kini TNI masih menunggu kabar dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terkait boleh tidaknya pemerintah Indonesia masuk ke wilayah karantina tersebut.
"Tunggu dari Kemenlu bisa tembus tidak ke pemerintah sana untuk agar kita bisa berangkat atau tidak, yang jelas TNI AU siap 24 jam," katanya.
Kemenlu menyebut ada sekitar 243 WNI di provinsi Hubei, China. Seratus WNI diketahui berada di Wuhan, dan 143 lainnya menyebar.