Kamis 23 Jan 2020 15:35 WIB

Labuan Bajo Jadi Pilot Project Manajemen Krisis Bencana

Labuan Bajo akan menjadi pilot project Manajemen Krisis Bencana

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah wisatawan mengabadikan suasanai matahari terbenam (sunset) di kawasan wisata Bukit Silvia, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Labuan Bajo akan menjadi pilot project Manajemen Krisis Bencana. Ilustrasi.
Foto: Antara Foto
Sejumlah wisatawan mengabadikan suasanai matahari terbenam (sunset) di kawasan wisata Bukit Silvia, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Labuan Bajo akan menjadi pilot project Manajemen Krisis Bencana. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan komunikasi penjajakan awal dengan membangun sistem Manajemen Krisis Bencana di Labuan Bajo. Langkah ini sekaligus memastikan daerah itu sebagai pilot project Manajemen Krisis Bencana.

Direktur Destinasi BOPLBF Heribertus GL Nabit mengungkapkan mitigasi bencana perlu mendapat perhatian serius dalam menunjang aspek keamanan wisatawan di daerah pariwisata. "Setiap tahun Labuan Bajo mengalami kenaikan jumlah wisatawan, sementara di sisi lain kondisi alam kadang tidak bisa kita prediksi, begitupun bencana tidak bisa kita hindari. Tetapi membangun sistem mitigasi yang kuat melalui kolaborasi lintas kewenangan dan kelembagaan saya yakini apapun keadaannya dapat ditangani dengan sigap dan cekatan", katanya pada Kamis (23/1).

Baca Juga

Selain itu, sistem mitigasi bencana yang mumpuni tidak saja memberi jaminan keamanan bagi para wisatawan. Akan tetapi juga memberi jaminan keamanan bagi masyarakat Manggarai Barat secara keseluruhan.

Ia menjelaskan pertemuan yang dilakukan di kantor BOPLBF tersebut sekaligus untuk menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Labuan Bajo pada tanggal 19-21 Januari. Presiden menekankan tentang perlunya mengembangkan pariwisata ke depannya yang lebih baik.

Salah satunya memberi jaminan keamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo dan sekaligus menunjang kebutuhan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super premium. "Penguatan sistem mitigasi bencana ini kan dibangun dan diterapkan bukan hanya karena Labuan Bajo sebagai destinasi wisata saja. Tetapi juga bisa bermanfaat bagi masyarakat Labuan Bajo. Potensi bencana setidaknya bisa kita antisipasi lebih dini", lanjut Heri.

Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Barat Dominikus Hawan menyambut baik rencana kolaborasi penguatan sistem mitigasi bencana ini. Menurut Dominikus, pihaknya sejauh ini masih terus membutuhkan dukungan, terutama terkait SDM.

"Kami sejauh ini masih mengalami kendala di SDM. Dengan adanya sinergi ini, apalagi dengan rencana membangun kantor bersama kami berharap makin bisa memperkuat SDM kami, terutama sistem mitigasi. Dengan kolaborasi lintas kewenangan ini akan menjadi pilot project destinasi super prioritas," ucap Dominikus.

Sebagai tahap awal, dalam beberapa hari ini tiga tim ahli BNPB akan turun ke Labuan Bajo dan sementara berkantor di Kantor BOPLBF. Nantinya bersama semua unsur terkait membangun kantor bersama yang juga akan menjadi crisis center sekaligus posko permanen.

Berdasarkan Data Informasi Bencana Indonesia BNPB, selama 10 tahun terakhir Manggarai Barat mengalami bencana yang didominasi cuaca ekstrem seperti puting beliung, yakni 54.5 persen. Kemudian yang kedua adalah bencana hidrometeorologi lainnya seperti banjir longsor dan puting beliung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement