Kamis 16 Jan 2020 21:33 WIB

Polemik Wyataguna, Emil: Pemprov Jabar Sudah Beri Solusi

Ridwan Kamil mengatakan Pemprov Jabar sudah berikan solusi terkait polemik Wyataguna

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Aktivitas mahasiswa tunanetra yang terpaksa tinggal sementara di pinggiran trotoar pascapengusiran di Jalan Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/1/2020).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Aktivitas mahasiswa tunanetra yang terpaksa tinggal sementara di pinggiran trotoar pascapengusiran di Jalan Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menanggapi polemik peralihan status panti menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyataguna. Emil mengatakan, Pemprov Jabar sudah berupaya memberikan solusi untuk 32 mahasiswa yang telah habis masa pelayanannya di Wyataguna, untuk ditempatkan di panti disabilitas milik Dinas Sosial Jabar.

Emil mengatakan, panti tersebut berada di kawasan Cibabat. Menurutnya, panti itu telah dilengkapi dengan beragam fasilitas untuk disabilitas. Selain itu transportasi juga diurus melalui Dishub, bahkan makanan dijamin.

Baca Juga

"Tapi dari pihaknya kan menolak ingin menegosiasikan ini langsung dengan Kementerian Sosial. Jadi komunikasi terus dilakukan, termasuk Pak menteri juga nelpon, ya nanti kita lihat. Karena posisi utamanya kami tidak bisa mengambil keputusan," ujarnya di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Kamis (16/1).

Sebelumnya, Emil sempat melayangkan surat agar Wyataguna bisa dikelola oleh Pemprov Jabar. Namun, permintaan itu ditolak. Kementrian Sosial kekeuh ingin mengubah status dari panti menjadi balaim "Alasan dari menteri kan yang antre mau sekolah, mau memanfaatkan itu banyak, tempat terbatas," katanya.

Karena perubahan panti ke balai ini, kata dia, mengakibatkan balai ini tidak ada yang namanya permanen, semuanya sifatnya menjadi pendidikan pelatihan sebulan sampai enam bulan. "Kalau di Cibabat bisa selamanya kalau mau bentuknya kan panti," ucapnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sosial telah menyiapkan tiga wisma di Panti Disabilitas untuk menampung para mahasiswa yang tidur di halte depan Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyataguna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, pada Selasa (14/1) kemarin.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Jabar Adun Abdullah Syafii mengatakan, wisma itu berkapaaitas 35 orang. Pemprov melalui Dinsos sudah mengantisipasi punya rencana kontijensi ketika peraturan kementrian sosial diterapkan. 

"Sekarang masalahnya kemanusiaan. Tadi Pak Wagub sudah ke sana, Pak Sekdis ke sana dalam posisi sekarang Dinsos sudah menyiapkan ruangan untuk mereka kapasitas untuk 35 orang di Panti Disabilitas, Cibabat," kata Adun.

Adun menjelaskan, segala upaya telah disiapkan Pemprov Jabar untuk mengantisipasi segala kemungkinan dalam polemik antara Kementrian Sosial dan para mahasiswa yang tingga di asrama. "Sebetulnya dari dulu juga kita sudah siap karena ada empat orang usia SMP dan SMA dari Wyataguna yang sudah di sini dan mereka betah. Ini yang sekarang mahasiswa nih yang rame itu. Kita tidak menelantarkan mereka kita sudah merespons sejak jauh-jauh bulan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement