REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah bangunan yang berada di Jl. Kota Bambu Sel. I Blok Tali No.15, RT.2/RW.9, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, ambruk pada Senin (6/1) pagi sekitar pukul 09.15 WIB. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus membenarkan ambruknya bangunan di atas minimarket Alfamart yang berada tepat di seberang Wisma 77, Palmerah, Jakarta Barat itu.
"Benar, anggota Reskrim dan Polsek Palmerah sedang ke lokasi untuk mengecek," ujar Yusri saat dihubungi Senin.
Firman (22) pegawai minimarket tersebut awalnya mendengar suara gemuruh seperti tikus lewat dari atap minimarket, tujuh hingga sepuluh menit sebelum bangunan itu ambruk. Saat itu, kata Firman, beberapa pegawai tengah memasok barang di gudang yang terletak di lantai 2 bangunan.
"Tiba-tiba saja atasan saya melihat tembok sudah mulai retak, saat itu juga kami semua langsung mengevakuasi diri," kata Firman.
Pegawai lainnya Rizal (28) mengatakan bahwa saat melihat atap retak, para pegawai langsung mengevakuasi pembeli.
"Saat itu juga semua pembeli langsung kita suruh keluar, enggak berselang lama gedung langsung roboh," kata Rizal.
Dalam waktu selang 7-10 detik setelah para pembeli dan karyawan berhasil mengevakuasi diri, gedung tersebut ambruk seketika. Gedung empat lantai yang ambruk di Jalan Brigjen Katamso Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Senin pagi, selama ini digunakan sebagai minimarket.
Kondisi gedung tersebut kini ambles dari lantai teratas sampai lantai kedua gedung. Sedangkan lantai dasar gedung yang dijadikan minimarket terlihat tidak hancur sepenuhnya. Beberapa kendaraan tampak tertimpa reruntuhan.
Sebanyak 11 orang menjadi korban. Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama mengatakan seluruh korban berhasil dievakuasi dan telah dibawa ke dua rumah sakit di Jakarta.
"Total korban 11 terdampak yakni delapan orang dari dalam gedung dan tiga orang dari luar gedung," kata Budi di Jakarta, Senin.
Budi menyebut tiga orang dievakuasi mandiri oleh warga dan lima korban yang terjebak di dalam gedung dievakuasi oleh anggota kepolisian. Delapan orang tersebut sebelumnya terjebak di lantai dua gedung pascaambruk, kata Budi.
Sedangkan, tiga korban lainnya merupakan pengemudi ojek online yang melintas di samping gedung dan terdampak reruntuhan.
"Sampai saat ini kita masih pantau dari luar menggunakan crane petugas pemadam kebakaran," kata Budi.
Dari data yang dihimpun, tiga korban telah dibawa ke RSUD Tarakan yakni Febriani (27) warga Tanjung Duren Raya Nomor 2 RT 10/2 Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Kemudian, Muhammad Iqbal (37) warga Jalan Mangga IV, RT 001/02, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Serta, Ervan Juliansyah (52) Kampung Gaga, Jalan Amil Abas Nomor 92 RT 01 RW 01, Larangan Selatan, Tangerang.
Basarnas menilai kondisi gedung ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Kota Bambu Selatan, Palmerah Jakarta Barat masih labil sehingga tidak aman untuk didekati. Oleh karenanya, pengamatan dan penyelamatan yang dilakukan oleh anggota Basarnas, pemadam kebakaran dan anggota kepolisian setempat dilakukan dari luar gedung.
"Kita akan lakukan sekali lagi assessment (penilaian) pengamatan dari luar," kata Budi.
Adapun, satu alat berat crane milik petugas damkar dikerahkan untuk mengamati sekeliling gedung dan melihat adanya korban yang masih terjebak. Budi menyebut tulang-tulang pada gedung yang ambruk sudah tidak tersambung satu sama lain.
"Ini juga sudah terlalu lama dan kelihatan beton sudah lapuk dan basah. Dari enginering kita, Damkar dan Basarnas nilai enggak aman," kata dia.
Menurut salah satu anggota Basarnas DKI Jakarta, Rifan Kusrianto, penyebab gedung ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Kota Bambu Selatan, Palmerah, disebabkan pelapukan bangunan tersebut dari penampung air hujan di lantai teratas,. Selain itu, beberapa bagian gedung juga disebutkan mengalami proses pelapukan yang cepat akibat menahan sisa air hujan.
"Gedung ini sendiri tidak aman, karena di Ruko bagian atas itu terdapat genangan air, jadi untuk air sendiri tidak ada akses untuk turun," kata Rifan.
Dari ketinggian di atas crane, Rifan menuturkan, lantai 3 dan 4 sudah dipenuhi genangan air. Hal itu lantaran tidak adanya akses pembuangan air di bagian roof top gedung.
Selain itu, posisi dinding gedung tersebut telah terjadi penyerapan air yang berlebihan sehingga mempercepat proses pelapukan.
"Jadi menyebabkan di lantai 3-4 itu terjadi pelapukan. Pelapukan ada setiap sisi-sisi dindingnya karena terjadinya pelapukan tadi," jelas Rifan