REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan semua pihak jangan saling menyalahkan terkait bencana banjir yang melanda berbagai wilayah di Indonesia. Ia mengatakan hal yang diperlukan adalah koordinasi yang baik antara Pemerintah Pusat dan daerah.
"Saya tidak ingin ke depannya ada sikap saling menyalahkan antara pusat dengan daerah. Jika perlu, seandainya ada pejabat yang lamban dalam bekerja, bisa diumumkan langsung ke rakyat agar rakyat bisa memberikan penilaian," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/1).
Dia menilai jika musibah banjir tidak juga membuka mata, hati, dan telinga para pejabat dari tingkat pusat hingga daerah, maka siap-siap saja di tahun mendatang kejadian serupa akan kembali terulang. Karena itu, menurut dia, Pemerintah Pusat harus segera mengajak pemerintah daerah di Jabodetabek untuk duduk bersama mencari solusi permanen yang mengikat.
Ia menambahkan jangan sampai pusat punya rencana namun tidak didukung daerah. "Begitupun daerah punya rencana tak didukung pusat. Perencanaan bebas banjir harus dilakukan oleh pusat dan daerah secara bersama-sama. Lepaskan ego sektoral, tidak perlu meributkan siapa yang paling berjasa, karena baik pejabat di tingkat pusat maupun daerah sama-sama bekerja sebagai pelayan rakyat," ujarnya.
Bamsoet mengatakan berbagai kajian penyebab banjir maupun rencana kerja penanggulangannya pasti sudah dipahami dan berada di meja kerja para pejabat negara yang berwenang. Ia mengatakan rencana itu tinggal menunggu eksekusinya yang terkadang sepertinya masih bolong-bolong.
Karena itu, menurut dia, sebelum kejadian serupa kembali terjadi pada masa mendatang, sebaiknya para pejabat negara segera bekerja agar tidak ada lagi rakyat yang menjadi korban harta apalagi nyawa. Bamsoet mengatakan, musibah banjir yang menimpa berbagai daerah di Jabodetabek tidak mengenal status sosial, ekonomi, suku, maupun golongan.
"Rumah saya di daerah Kemang yang ditempati putera saya, Dimas Soesatyo, yang menjadi anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta, juga turut terkena musibah banjir. Hampir sepinggang orang dewasa merendam berbagai kendaraan hingga lainnya," ujarnya.
Menurut dia, musibah banjir di awal tahun 2020 ini menjadi tamparan keras bagi semua, khususnya para penyelenggara negara, untuk bekerja keras agar ke depannya bisa segera melakukan berbagai upaya mitigasi.