REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Status Gunung Anak Krakatau (GAK) hingga Rabu (25/12) dalam kondisi tenang. Menurutnya, selama Desember ini tidak ada aktivitas letusan dari gunung yang longsoran tanahnya menyebabkan tsunami yang menerjang wilayah Banten dan Lampung pada 2018 lalu.
"Agak tenang, soalnya Satu bulan ini tidak ada letusan. Saat ini memang aktivitasnya sedikit menurun, kegempaannya didominasi embusan dan low frekuensi saja," kata Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau (GAK) Lampung Andi Suandi, Rabu (25/12).
Meski begitu, Andi menyebut bahwa status gunung ini masih dalam level II atau waspada karena gempa tremor di GAK ini masih terjadi. Karena itu, ia mengimbau para nelayan atau masyarakat untuk tidak mendekati gunung ini terlebih dahulu.
"Karena metro tremornya masih ada, jadi kemungkinan atau potensi letusannya masih ada. Jadi untuk nelayan imbauannya supaya tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius Dua kikometer," tuturnya.
Andi menuturkan saat ini ketinggian GAK akibat longsor saat peristiwa tsunami menjadi menurun. Ia menyebut ketinggian gunung berapi ini sebelum longsor mencapai 338 meter dari permukaan laut (mdpl), lalu menurun menjadi 110 mdpl usai longsor.
Namun sejak tahun lalu hingga saat ini, ketinggian GAK sudah bertambah menjadi 157 mdpl. Setahun berselang sejak kejadian tsunami Selat Sunda, ia memperkirakan kalau longsor Gunung Anak Krakatau untuk saat ini tidak akan sebesar saat tsunami 2018.
"Kalau sekarang kan gunungnya sudah rendah, kekuatan longsorannya nggak akan sedahsyat kemarin. Bekum tahu kalau puluhan atau ratusan tahun lagi nanti gunungnga makin tinggi mungkin bisa saja," tuturnya.
Semwentara Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banten, Muhammad Juhriyadi mengagakan bahwa mitigasi bencana makin digencarkan usai bencana tsunami yang mendera daerahnya. Pandeglang dan Lebak sebagai daerah yang berada di ujung Selatan Banten dan berbatasan langsung dengan laut, telah menjadi prioritas penanganan pihaknya.
Langkah antisipasi yang dilakukan BPBD Provinsi, kata dia, salah satunya membuat jalur evakuasi di beberapa titik. Di setiap sudut jalur ini ada petunjuk arah evakuasi, sehingga masyarakat yang terdampak bencana mengetahui kemana mereka akan menyelamatkan diri.
“Paling tentan bencana memang di Lebak Selatan dan Pandeglang. Kita sudah melakukan penguatan kebencanaan di wilayah tersebut. Tinggal bagaimana para kepala daerah hingga kepala desa menyelenggarakan penguatan antisipasi kebencanaan. Kalau momen natal dan tahun baru ini Insya Allah aman," tuturnya.