Senin 23 Dec 2019 15:00 WIB

Pusdai Jabar Gelar Khitanan Massal

Khitanan massal Pus Dai diikuti oleh 50 anak.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Friska Yolanda
Khitanan massal rangkaian Milad ke-22 Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (23/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Khitanan massal rangkaian Milad ke-22 Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sesekali Aditya menengok ke arah ruangan. Suara teriakan anak yang sedang dikhitan menarik perhatiannya ketika menunggu dipanggil.

Adit merupakan salah satu peserta dari anak yang dikhitan. Pusat Dakwah Indonesia (Pusdai) Jawa Barat melaksanakan rangkaian Milad Pusdai. Salah satunya adalah acar nua khitanan massal yang diselenggarakan di Pusdai, Kota Bandung, Senin (23/12).

Baca Juga

Pembina Baitul Maal Peduli Umat (BMPU) Pusdai, Dikdik Dahlan menyebut khitanan massal sudah menjadi bagian dari Milad Pusdai. Khitanan massal ini diikuti oleh 50 anak.

"Tentu pada prinsipnya dalam rangka memdekatkan Pusdai dengan masyarakat. Karena Pusdai adalah masjid dan peradaban, pusat keilmuan dan pusat kegiatan apapun yang berhubungan dengan masyarakat dan khususnya adalah kegiatan sosial," kata Dikdik.

photo
Khitanan massal rangkaian Milad ke-22 Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (23/12).

Anak-anak yang berpartisipasi berasal fari keluarga dhuafa. Setelah dikhitan, anak mendapatkan paket perlengkapan sekolah dari donatur acara.

"Dalam rangka untuk membantu keluarga dhuafa yang mingkin punya anak mendekati balig dan tidak memiliki biaya kita fasilitasi," kata Dikdik. 

Pusdai memprioritaskan peserta yang berasal dari sekitar Pusdai. Namun nyatanya antusias muncul dari daerah di sekitar Bandung Raya seperti Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Cimahi.

"Selain kita ingin meringankan beban orang tua. Tentu saja kepada anak-anak untuk disyukuri dan bisa lebih mendekatkan diri pada Allah swt. Semoga anak anak jadi anak soleh, berbakti pada bangsa negara juga jadi kebanggaan bagi keluarganya," kata Dikdik.

Orang tua Adit, Rosyid mengaku senang bisa berpartisipasi dalam acara khitanan massal. Waktu penyelenggaraan yang tepat saat anak sekolah libur membuat Rosyid mengajak Adit untuk dikhitan.

"Memanfaatkan fasilitas aja. Kan sekarang justru acara khitanan yang cari anak. Lumayan juga ya, kalau memang anaknya mau," kata Rosyid.

Rosyid mengaku bersyukur anaknya menyambut baik niat berkhitan. Meskipun ketika selesai khitan, Adit terlihat pucat.

"Tekankan aja ke anak, kalau semua laki laki pasti disunat. Alhamdulillah semua lancar," kata Rosyid.

Sementara itu, Mirna menemani keponakannya, Sammy untuk ikut khitanan massal. Mirna menyebut orang tua Sammy tidak tega melihat anaknya dikhitan.

Menariknya, Sammy ikut khitanan massal bersama 11 teman sekolahnya yang berasal dari Ciparay. Mirna menyebut rombongan sengaja menyewa bus untuk bisa datang ke Pusdai.

"Mungkin karena bareng dengan teman-temannya ya jadi anaknya santai. Bareng-bareng dikhitan mumpung sekolah sudah libur," kata Mirna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement