Rabu 18 Dec 2019 13:09 WIB

Bela Edhy, Gerindra Ingin Ekspor Benih Lobster Jadi Legal

Politikus Gerindra sebut di zaman Susi ekspor lobster berjalan secara ilegal.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Susi Pudjiastuti saat masih menjadi menteri KKP melakukan pelepasliaran 173.800 benih lobster di Bali, Sabtu (13/7). Pelepasliaran dilakukan di dua titik lokasi yaitu perairan Pulau Nusa Penida dan kawasan Nusa Dua, Bali.
Foto: dok. KKP
Susi Pudjiastuti saat masih menjadi menteri KKP melakukan pelepasliaran 173.800 benih lobster di Bali, Sabtu (13/7). Pelepasliaran dilakukan di dua titik lokasi yaitu perairan Pulau Nusa Penida dan kawasan Nusa Dua, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerindra membela Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang akan mencabut pekarangan ekspor benih lobster. Politikus Gerindra Andre Rosiade menyebut, pencabutan pelarangan itu agar tak ada ekspor benih ilegal.

"Bang Edhy sebagai menteri baru ingin mencari solusi mengamankan benih lobster kita dan juga memastikan tidajkada ekspor ilegal. Negara ini harus untung, rakyat ini harus untung," kata Andre Rosiade saat dikonfirmasi, Rabu (18/12).

Baca Juga

Kebijakan membuka larangan ekspor benih lobster itu diketahui mendapat reaksi dari sejumlah lapisan masyarakat, karena dianggap merugikan Indonesia. Salah satu yang mengecam adalah eks Menteri Kelautan dan Perikanan sebelum Edhy, Susi Pudjiastuti.

Andre menyebut, selama ini, ekspor benih lobster ilegal kerap terjadi, bahkan, di era Susi Pudjiastuti menjabat sebagai menteri. "Benih lobster itu diekspor selama ini secara ilegal bahkan di zaman Bu Susi pun ini terjadi ekspornya secara ilegal," ujar Andre.

Andre pun menolak bila kebijakan Edhy yang juga Kader Gerindra dianggap berlawanan dengan misi Gerindra soal kedaulatan ekonomi Indonesia. Menurut dia, Edhy Prabowo ingin mengkaji apakah pemberian izin ekspor lonster bakal mengutungkan negara. Andre juga mengatakan, Edhy ingin agar ketersedian benih lobster di Indonesia tetap terjaga.

"Kementerian KKP di bawah Pak Edhy kita ingin bicara ril demi kepentingan bangda bukan pencitraan, bukan hanya sekadar pencitraan untuk kepentingan popularitas menteri. Ya ini harus tahu publik," ujar Andre menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement