Senin 16 Dec 2019 15:37 WIB

Lukisan Gua Sulawesi Tambah Koleksi Prasejarah Indonesia

Lukisan gua di Indonesia ditemukan juga di Papua dan Maluku.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu lukisan gua di Sulawesi yang ditaksir telah ada sejak 44 ribu tahun lalu.
Foto: dok Maxime Aubert
Salah satu lukisan gua di Sulawesi yang ditaksir telah ada sejak 44 ribu tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud dan Griffith University menemukan lukisan gua tertua di dunia yang terdapat di Sulawesi. Lukisan tersebut menggambarkan adegan sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan yang sedang berburu.

Lukisan ini diperkirakan berasal dari 44 ribu tahun yang lalu dan menjadi yang paling tua. Sebelumnya, lukisan tertua di dunia ditemukan di Eropa dengan usia gambar sekitar 20 ribu tahun.

Baca Juga

Peneliti dari Place, Evolution and Rock Art Heritage Unit (PERAHU), Maxime Aubert mengatakan penemuan ini sangat luar biasa. Sebab, 44 ribu adalah waktu yang sangat lama. Hal ini memberikan pengetahuan baru tentang awal mula pemikiran manusia modern.

Berdasarkan temuan tersebut, manusia ternyata sudah mampu membuat sebuah seni rupa yang memiliki urutan cerita sejak ribuan tahun yang lalu. Manusia tersebut ternyata juga merupakan salah satu nenek moyang orang Indonesia karena ditemukan karyanya di Sulawesi.

"Ini adalah situs yang sangat penting karena setidaknya gambar itu berusia 44 ribu tahun. Bahkan bisa lebih tua. 44 ribu tahun itu baru setidaknya," kata Aubert, saat konferensi pers di Kantor Kemendikbud, Kamis (12/12).

Peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Adhi Agus Oktaviana menjelaskan, gambar yang ditemukan di situs Leang Bulu' Sipong 4 adalah sosok sederhana dengan tubuh seperti manusia dengan bagian tubuh lainnya berasal dari hewan. Misalnya kepalanya digambarkan berbentuk burung, reptil, atau spesies endemik Sulawesi lainnya.

Manusia setengah hewan (Theriantrhopes) yang digambarkan ini sedang menangkap enam mamalia yang melarikan diri yakni dua ekor babi rusa dan empa anoa. "Hebatnya, beberapa tokoh menangkap hewan berbahaya ini dengan tali panjang," kata dia.

Temuan ini merupakan pertama kalinya lukisan gua digambarkan secara mendetail dengan narasi visual yang berasal dari masa seni cadas di seluruh dunia. Selama ini, seni cadas yang ditemukan di Eropa hanya menggambarkan simbol abstrak.

Theriantthropes biasanya ada di dalam cerita rakyat atau fiksi pada masyarakat modern. Digambarkan sebagai Tuhan, roh, atau perwujudan leluhur di semua agama di dunia. Sulawesi, saat ini menjadi rumah bagi penggambaran tertua tentang therianthropes.

"Seni cadas di Sulawesi memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap wawasan kebangkitan kehidupan spiritual manusia dan penyebaran praktik kepercayaan yang artistik dan membentuk pemikiran modern kita," kata Adhi.

Arkeolog dari Balai Arkeologi Makassar Budianto Hakim mengatakan, temuan itu jelas menunjukkan Nusantara adalah destinasi penting sekitar 40 ribu tahun yang lalu. Penemuan lukisan dengan narasi visual tersebut menunjukkan manusia modern awal yang cerdas memilih Nusantara untuk menjadi rumah mereka.

"Kita bisa menjadikan temuan ini pada generasi milenial, nenek moyang kita itu adalah nenek moyang yang sangat cerdas. Tidak kalah pintar dengan pembuat lukisan yang ada di Eropa," kata dia.

Penemuan ini baru ditemukan di satu gua di antara ratusan situs arkeologi di kawasan Karst Maros-Pangkep. Tim peneliti menegaskan masih ada situs-situs lain yang harus diteliti dengan saksama.

Saat ini, tugas Indonesia adalah menjaga agar temuan-temuan tersebut tidak mudah rusak. Peneliti dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, Rustan Lebe mengatakan, ada 310 situs gua yang ada di kawasan tersebut namun sebagian besar memiliki gambar yang sudah rusak.

"245 gua memiliki gambar dan 65 gua tidak ada gambar. Di antara yang memiliki gambar pada umumnya sudah rusak," kata Rustan.

photo
Arkeolog dari Australia mengaku menemukan lukisan figuratif tertua di dunia yang pernah diketahui di sebuah gua di Indonesia.

Lukisan gua Papua

Penemuan lukisan-lukisan prasejarah di dinding atau tebing juga ditemukan di sejumlah gua di Papua, termasuk Papua Barat. "Kalau ditanya tentang penemuan yang spektakuler yang ada sekarang kita bisa lihat, yakni lukisan gua. Lukisan gua itu tersebar luas di Papua dan yang paling banyak serta paling mengagumkan. Punya banyak nilai walau pun belum diteliti secara mendalam di sebelah selatan kepala burung Pulau Papua," kata kata peneliti senior dari Pusat Arkeologi Nasional, Profesor Truman Simanjuntak.

Disampaikannya, di wilayah selatan kepala burung Pulau Papua terdapat banyak lukisan gua yang bisa ditemukan di sepanjang Teluk Berau dan Teluk Arguni Kabupaten Fakfak dan Kaimana, Papua Barat.

"Di situ ditemukan beberapa gambar yang kisahnya impresif yah, cantik-cantik, bagus. Nah itu belum betul-betul terjamah penelitian padahal luas sebarannya dan banyak sekali motif-motif simbolik disamping motif-motif yang figuratif, artinya motif-motif yang bisa kita lihat ada di alam," katanya.

Di dalam lukisan gua, kata Prof Truman ada simbol-simbol yang merupakan kekayaan alam pikir dari masyarakat Papua saat itu. Tetapi hingga sekarang maksud dari simbol-simbol itu belum diketahui secara pasti.

"Harus ada penelitian lebih dalam tentang hal itu, perlunya analisis-analisis, perbandingan dengan motif-motif lain di bagian dunia sehingga kita, barangkali bisa menjelaskan. Nah kalau sudah bisa menjelaskan berarti kita sudah bisa tahu kekayaan alam pikir dari leluhur kita," katanya.

Ketika ditanya apakah sudah ada penemuan tentang manusia purba atau semacamnya, Prof Truman mengatakan bahwa Pulau Papua merupakan bagian dari sejarah dunia, bagian dari aktivitas manusia ketiga yang berupaya mencari lahan yang baru.

Hal itu terlihat dari beberapa kali migrasi manusia terbesar tersebut ke Papua yang selalu dilewati. Periodenya paling tidak dimulai dari manusia modern awal yaitu manusia homo sapiens yang tertua, yang bisa didapatkan buktinya di Australia, yang diduga sudah 60 ribuan tahun.

"Nah itu tadi saya katakan kalau di Australia saja ada umur manusia dari 60 ribu tahun dan mereka sudah di sana. Mestinya di Papua dan Nusantara kita lainnya itu yah paling tidak pada umur itu sudah dihuni manusia. Paling tidak tua sedikitlah," katanya.

Prof Truman menegaskan hingga kini belum ada laporan yang menjelaskan jika ada penemuan manusia purba di Papua.

Lukisan gua juga ditemukan di Pulau Kisar Maluku. Arkeolog dari Australian National University, Sue O'Connor, menemukan lukisan prasejarah dalam gua dengan gambar hewan dan benda lainnya.

Gambar prasejarah ditemukan di seantero pulau dengan berbagai motif. Di antaranya motif manusia, cap tangan, lingkaran, matahari, wajah manusia, seks, tarian, serta motif setan atau iblis.

Tahun ini Badan Arkeologi Maluku membuat penelitian di Pulau Kisar (Maluku Barat Daya), Pulau Kaimer, dan Kur di Kepulauan Kei.

Kepulauan Kei dan Maluku Barat Daya diteliti karena rekam penelitian kedua wilayah tersebut telah dimulai sejak 1988 oleh Chris Ballard dengan temuan gambar cadas di situs Ohoidertwaun.

Penelitian yang dilakukan pihaknya, fokus di Pulau Kisar dengan 25 titik lokasi pengamatan, 15 lokasi yakni 12 ceruk dan tiga di antarannya memiliki gambar cadas.

Sebelum penemuan lukisan gua tertua di Sulawesi, dunia mengenal lukisan gua paling uzur berasal dari sebuah ceruk batu di El Castillo, Kota Puente Viesgo, Cantabria, Spanyol. Di ceruk ini dan gua-gua di sekitarnya yang terkenal dengan kompleks Monte Castillo, arkeolog menemukan lukisan cap tangan berwarna cokelat kemerah-merahan dan motif lainnya yang umurnya sekitar 40 ribu tahun yang lalu.

Penemuan-penemuan lukisan gua yang sangat cantik seperti di Altamira, Spanyol, berusia 20 ribu tahun yang lalu. Lalu lukisan gua di Lascaux, Prancis juga berusia 20 ribu tahun.

Setelah itu lukisan gua Chauvet, Prancis, 32 ribu tahun lalu. Temuan-temua tersebut membuat Eropa menjadi pusat penelitian bidang ini. Eropasentris pun lahir dalam bidang seni lukis batu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement