Ahad 15 Dec 2019 02:26 WIB

Kemenpora Minta Kasus Suporter WNI di Malaysia Tetap Diusut

Kemenpora sudah menerima surat resmi permintaan maaf dari Pemerintah Malaysia.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.
Foto: republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI meminta Pemerintah Malaysia tetap mengusut kasus kekerasan terhadap suporter Indonesia di Malaysia hingga tuntas. Kemenpora menilai hal itu merupakan janji Pemerintah Malaysia agar proses hukum tetap berjalan.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri kedua negara juga diharapkan mengawasi kasus tersebut.

"Dalam kesempatan ini, Kemenpora berharap agar polemik masalah yang pernah terjadi segera berakhir dan berharap agar kejadian perseteruan antarsejumlah pihak suporter saat kedua timnas bermain tidak terulang kembali baik di Indonesia maupun di Malaysia," kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (14/12).

Gatot menyampaikan, pemangku kebijakan kedua pihak akan melibatkan federasi sepak bola dan perwakilan suporter untuk segera duduk bersama membahas upaya mitigasi hal-hal destruktif di masa depan agar dapat diminimalisasi.

Kemenpora sudah menerima surat resmi permintaan maaf dari Menteri Belia dan Sukan Malaysia Syed Saddiq Bin Syed Abdul Rahman. Dalam surat tersebut juga disebutkan, Pemerintah Malaysia telah menyampaikan laporan kejadian yang telah menimpa warga negara Indonesia kepada pihak Kepolisian Malaysia.

Menpora Malaysia juga meminta  pihak kepolisian setempat untuk segera mengusut tuntas masalah tersebut dengan meminta korban dari warga negara Indonesia untuk berkenan memberikan keterangan kesaksian sehingga terduga pelakunya dapat segera diproses secara hukum.

"Bagi Kemenpora dengan adanya surat balasan tersebut, sudah cukup sebagai indikasi konkret iktikad baik Pemerintah Malaysia untuk menyelesaikan masalah karena permintaan maaf secara tertulis sudah dipenuhinya," jelas Gatot. "Meskipun pada awalnya hanya permintaan maaf secara lisan dan itu pun hanya disampaikan melalui media sosial pada tanggal 24 November 2019."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement