REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizkyan Adiyudha, Arif Satrio Nugroho, Antara
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)pada Rabu (11/12) malam di Jakarta Convention Center membacakan pidato akhir tahun di hadapan ribuan kader Demokrat. Dalam pidato itu, tersirat bahwa SBY dan Demokrat tidak akan menjadi oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Demokrat mengucapkan selamat bertugas kepada Bapak Jokowi dan segenap jajaran pemerintah. Rakyat sangat berharap masa depan mereka semakin cerah," kata SBY dalam pidato bertajuk "Indonesia Tahun 2020, Peluang, Tantangan, dan Harapan".
Secara khusus, SBY mengingatkan Presiden Jokowi akan tantangan ekonomi yang terjadi saat ini. Mantan jendral purnawirawan TNI ini meminta Jokowi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan lapangan kerja,
SBY juga mengimbau Jokowi untuk meningkatkan daya beli dan perlindungan sosial untuk masyarakat. Dia meminta Jokowi memperhatikan kebijakan fiskal termasuk utang negara.
Terkait angka pertumbuhan ekonomi saat ini, SBY juga menilai, bahwa pertumbuhan ekonomi 5 persen bukan sesuatu yang buruk. SBY mengatakan, angka itu tidak buruk terutama jika dikaitkan dengan situasi perekonomian global saat ini.
"Demokrat sepakat dengan Presiden Jokowi bahwa angka pertumbuhan pada tingkat lima persen bukanlah sesuatu yang buruk," kata SBY.
Yang penting, kata dia, sasaran pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan untuk tahun 2020 sebesar 5,3 persen dapat dicapai. Namun, menurut SBY, jika ekonomi tumbuh rendah, misalnya di bawah 6 persen, maka lapangan pekerjaan baru sulit didapat, penghasilan dan daya beli rakyat sulit ditingkatkan serta angka kemiskinan juga tak mudah untuk diturunkan.
Oleh karena itu,SBY menyarankan dalam jangka pendek dan menengah, dua langkah besar perlu dilakukan. Pertama, investasi dunia usaha harus ditingkatkan, sementara usaha swasta, dan bukan hanya BUMN, harus mendapat peluang bisnis yang lebih besar.
"Oleh karena itu, Demokrat mendukung penuh upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi kita," katanya.
Kedua, pembelanjaan konsumen juga harus dijaga dan kalau bisa ditingkatkan, baik belanja pemerintah maupun konsumsi rumah tangga. Dia menekankan di tengah lesunya daya beli golongan menengah ke bawah, ada dua prioritas yang penting direalisasikan yakni penciptaan lapangan kerja baru serta memastikan agar anggaran perlindungan sosial, termasuk subsidi bagi kaum tidak mampu, jumlahnya memadai.
Demokrat juga berharap belanja pemerintah sungguh dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi yang nyata. Sementara itu untuk jangka panjang, pemerintah dinilai perlu melakukan segala upaya untuk meningkatkan pertumbuhan.
Partai Demokrat melihat ada peluang peningkatan sumbangan sektor industri pada pertumbuhan terutama melalui industri manufaktur yang berbasiskan pertanian dan sumber daya mineral. Selain itu juga dari sektor perdagangan, konstruksi, dan kepariwisataan.
Demokrat juga menyambut baik tekad Presiden Jokowi, agar Indonesia bisa keluar dari jebakan penghasilan menengah pada 2045. SBY mengatakan, pengalaman menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 6 persen setahun, akan membuat pendapatan perkapita naik dua kali lipat dalam 10 tahun.
"Di sinilah perlunya kita memiliki pertumbuhan yang tinggi," katanya.
Terakhir, SBY menyinggung rencana pemindahan dan pembangunan ibu kota baru. Secara keseluruhan, dia mengatakan, Demokrat akan mendukung penuh keputusan dan kebijakan pemerintah yang tepat serta sesuai keinginan rakyat. Namun, dia memastikan bahwa partai akan mengkritisi keputusan dan kebijakan yang dipandang keliru.
"Kritisi dilakukan dengan nantinya dapat dilakukan koreksi dan perbaikan," kata SBY lagi.
SBY juga mengajak semua pihak untuk menghentikan suasana permusuhan serta tidak melanjutkan politik yang membelah dan memisahkan. Menurutnya, ini saat yang tepat guna membangun hubungan antar kekuatan politik yang lebih damai dan menyatukan.
SBY ingin agar hubungan yang bernuansa kawan dan lawan harus kita ganti dengan hubungan antar mitra untuk membangun bangsa. Dia mengatakan, kemitraan dan kebersamaan itu diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi rakyat.
Kami ingin pemerintah sukses dalam melaksanakan tugasnya. Kalau pemerintah sukses, rakyatlah yang akan mendapatkan manfaatnya. Bersama kita lebih kuat, Together we are stronger," ungkap SBY.
[video] Pesan SBY untuk Prabowo
Respons PDIP
PDI Perjuangan menilai SBY, lewat pidato akhir tahunnya, sedang menerapkan upaya seimbang antara mendukung dan mengkritik pemerintahan. Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyebut, penyampaian pandangan dan orientasi politik SBY lumrah dalam hubungan antara parpol dan pemerintah. Sehingga, checks and balances yang dilakukan parpol tetap berjalan.
"Saya kira Pak SBY yang demikian itu, beliau sedang melakukan keseimbangan politik antara mendukung pemerintah dan melakukan fungsi kritis secara berimbang," kata Basarah di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (12/12).
Basarah menyatakan, PDI Perjuangan menghormati pandangan dan sikap Partai Demokrat tersebut. Soal kritik SBY terhadap pelaksanaan Pemilu 2019, Basarah menganggap kritik yang disampaikan SBY lebih pada pelaksanaan, bukan pada sistem pemilu, khususnya pemilu presiden.
PDIP pun mengakui, pelaksanaan pemilu memang harus diperbaiki. Namun, Basarah menegaskan, PDIP tetap setuju pada sistem pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Cara tersebut disebut Basarah, cara yang paling tepat untuk memperkuat sistem presidensial.
"Cara yang paling mendekati adalah tetap dipilih secara langsung oleh rakyat dalam pemilu yang demokratis yang jujur dan adil," ujar Wakil Ketua MPR RI itu menegaskan.
In Picture: Pidato Refleksi Akhir Tahun SBY
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politik di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (11/12).