Rabu 11 Dec 2019 15:00 WIB

Korban Banjir Sigi Kekurangan Bantuan Logistik

Korban banjir Sigi masih membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan.

Korban bencana alam banjir di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, masih membutuhkan bantuan bahan makanan dan juga obat-obatan (Ilustrasi banjir Sigi)
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Korban bencana alam banjir di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, masih membutuhkan bantuan bahan makanan dan juga obat-obatan (Ilustrasi banjir Sigi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI- - Korban bencana alam banjir di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, hingga kini masih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian. Mereka masih membutuhkan bantuan bahan makanan dan juga obat-obatan.

Camat Dolo Selatan, Jalil, membenarkan bahwa sudah ada bantuan yang disalurkan, baik oleh pemerintah daerah maupun pihak lembaga kemanusiaan peduli bencana alam di daerah itu. Namun, bantuan tersebut masih kurang.

Baca Juga

"Bantuan sudah ada, tetapi tetap masih membutuhkan, sebab rata-rata korban yang mengalami dampak dari bencana banjir lumpur di Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan yang terjadi 08 Desember 2019 tersebut rumah maupun isi rumah terendam lumpur," kata Jalil, Rabu (11/12).

Karena itu, mereka masih memerlukan bantuan, terutama bahan makanan dan obat-obat. Sebab, pascaabanjir warga terutama anak-anak mulai terserang penyakit.

Banjir lumpur yang memporak-porandakan puluhan rumah warga Desa Poi, menyusul hujan deras mengguyur kawasan itu sepanjang hari Minggu (08/12) dan menyebabkan banjir lumpur. Saat ini, ada beberapa desa di wilayahnya yang selama ini rawan bencana alam banjir, sebab berada di dekat aliran sungai.

Sementara Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapata, sebelumnya mengimbau warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi, terutama yang permukimannya berada di sepanjang bantaran sungai untuk tetap siaga.

"Saya imbau warga untuk waspada saat musim hujan, karena kemungkinan terjadinya banjir dan bencana alam longsor sangat berpotensi," kata Bupati Irwan.

Dia juga meminta warga untuk tidak menebang atau membabat hutan di daerah aliran sungai, sebab jika hutan sudah gundul mudah terjadi bencana banjir dan longsor.

Bupati Irwan mengaku beberapa wilayah di Kabupaten Sigi rawan banjir dan tanah longsor sehingga perlu mendapat perhatian semua pihak, termasuk masyarakat yang permukimannya dekat dengan aliran.

Bencana alam banjir terbesar terjadi pada Mei 2019 yang mengakibatkan ribuan rumah penduduk, jaringan irigasi, jembatan,tiang dan jaringan listrik serta merendam jalan yang menghubungkan Kota Palu dengan empat Kecamatan di Kabupaten Sigi yakni Pipikoro,Kulawi Selatan, Kulawi dan Lindu sempat terisolir selama beberapa pekan.

Banjir yang terjadi menyusul tingginya intensitas curah hujan dan beberapa sungai meluap dan menerjang permukiman penduduk di sejumlah desa di Kecamatan Dolo Selatan, Gumbasa dan Kulawi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement