REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Banjir yang disertai lumpur dan merendam puluhan rumah warga di Desa Poi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, berangsur surut. Namun, dampak penyakit ditengah masyarakat yang terdampak banjir bandang itu mulai bermunculan.
Data yang didapatkan dari Posko Kesehatan, yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Sigi, sampai saat ini sudah ada 40 warga yang melakukan pemeriksaan kesehatan, pascabanjir bandang yang melanda daerah ini pada Ahad (8/12). Dari puluhan pasien yang berobat di Posko kesehatan ini, sejumlahwarga terindikasi sejumlah penyakit, seperti gatal-gatal, dan stres ringan.
''Kebanyakan pasien kemari ini karena gatal gatal, hepatitis, dengan sakit ulu hati, sakit kepala, karena mereka kan stres toh,'' kata dr.Ayi, dokter umum yang ada di posko pelayanan kesehatan, Senin (9/12).
Ia juga menambahkan bahwa meskipun demikian, penyakit yang terjangkit pada pengungsi ini masih terbilang tidak membahayakan. Pneyakit tersebut masih dapat ditangani di Posko pelayanan kesehatan dengan memberikan obat obatan yang telah disediakan. Sementara, untuk ketersediaan stok obat-obatan ia mengaku sampai saat ini masih dapat memenuhi kebutuhan para pengungsi di lokasi pengungsian banjir bandang.
''Untuk stok obat Alhamdulillah masih banyak.kalau misal penyakitnya parah kita akan rujuk ke Puskesmas Baluase yang ada disebelah Desa ini," jelasnya
Sebelumnya, Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi diterjang banjir bandang, pada Minggu (8/12) sekitar pukul 05:00 Wita, yang disertai material lumpur, kayu dan batu.akibatnya sejumlah rumah di wilayah itu mengalami kerusakan yang cukup parah, beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana ini.