REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa Kabupaten Banjarnegara, Banyumas dan Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah berpotensi hujan lebat pada Rabu (11/12) sore hari.
"Ada potensi hujan lebat di hampir seluruh wilayah di Banjarnegara, Banyumas dan Purbalingga," kata Kepala Stasiun Geofisika, BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Selasa (10/12).
Dia menjelaskan, sejak beberapa hari terakhir telah terjadi peningkatan curah hujan di wilayah-wilayah tersebut. "Potensi hujan lebat juga diprakirakan masih ada hingga beberapa hari ke depan terutama mendekati akhir Desember karena puncak musim hujan diprakirakan akan berlangsung pada Januari hingga Februari," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan karena hujan lebat terkadang disertai dengan petir dan angin kencang. "Waspadai kemungkinan cuaca ekstrem terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana," katanya.
Dia juga mengingatkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang cukup lama dikhawatirkan akan memicu bencana tanah longsor dan angin kencang.
Sementara itu, akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati mengingatkan pentingnya meningkatkan sosialisasi tentang mitigasi bencana kepada masyarakat yang tinggal di lokasi rawan tanah longsor.
Indra yang merupakan koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Bencana Unsoed tersebut menambahkan, masyarakat juga perlu didorong untuk mencari informasi tercepat dari internet atau aplikasi yang sudah dibuat oleh lembaga-lembaga yang menangani bencana.
Dia juga mengatakan, pada saat ini curah hujan di sejumlah wilayah sudah mulai mengalami peningkatan.
"Langkah-langkah awal harus dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan bencana alam yang bisa terjadi. Kemungkinan bencana yang terjadi adalah bencana hidrometeorologi," katanya.
Bencana tersebut, kata dia, meliputi bencana banjir, longsor, angin puting beliung dan bencana lain karena kondisi cuaca dan peningkatan intensitas air