REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda angkutan massal Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta tahap I dari Velodrome ke Stasiun Pegangsaan mulai beroperasi secara komersial sejak Ahad (1/12). Walaupun sudah beroperasi secara komersial, namun LRT Jakarta tahap satu yang hanya sepanjang 5,8 kilometer ini masih 'terputus' atau belum terhubung dengan moda angkutan rel lain.
Karena itu Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berharap dengan beroperasi secara komersialnya LRT Jakarta tahap I, selanjutnya bisa disegerakan pembangunan LRT tahap 2 yang mengkoneksikan LRT Jakarta dengan moda angkutan rel yang lain.
Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengakui LRT Jakarta yang sekarang ini seperti 'terputus', karena memang belum tersambung dengan angkutan berbasis rel yang lain. Tapi dalam perencanaannya memang LRT Jakarta akan tersambung ke angkutan berbasis rel lain di Manggarai.
"Jadi kita tunggulah tahapan selanjutnya, saya pikir DKI banyak duitnya karena itu kalau bisa disegerakan, segera dibuat tersambung agar masyarakat pengguna angkutan rel apapun, baik LRT, KCI atau MRT bisa saling terkoneksi," ungkapnya kepasa wartawan saat pemaparan akhir tahun transportasi Jabodetabek, Senin (2/12).
Bambang mengungkap dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), sudah saatnya semua jaringan angkutan massal, termasuk berbasis rel sudah saling terkoneksi. Dan BPTJ saat ini terus mengupayakan mengejar pencapaian itu. Karena itu untuk LRT Jakarta, menurut dia, sebenarnya pemprov DKI lebih gampang.
Karena, lanjut dia, pembangunannya berada di wilayah DKI Jakarta. Sehingga tidak butuh koordinasi dengan daerah lain. Apalagi tahap satu per hari ini sudah beroperasi secara komersial. Untuk itu BPTJ mendorong agar rencana perpanjangan LRT Jakarta mengkoneksikan jatingan transportasi rel lain bisa dipercepat.
"Agar angkutan LRT Jakarta juga bisa saling terhubung, jangan terputus sendiri," imbuhnya.