REPUBLIKA.CO.ID, KETAPANG -- Yayasan IAR Indonesia bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat mengevakuasi dua individu orangutan dari dua lokasi berbeda di Ketapang, Kalimantan Barata. Satu individu dievakuasi dari kebun karet milik warga di Desa Sungai Awan Kiri. Individu berjenis kelamin jantan tersebut diberi nama Jebur. Diperkirakan usainya 8 tahun.
Satu individu lagi berjenis kelamin betina dan diberi nama Epen diselamatkan dari Desa Sungai Besar. Epen diperkirakan berusia di atas 10 tahun.
"Sepertinya orangutan ini telah menderita kelaparan selama berbulan-bulan sejak habitatnya terbakar," kata anager Lapangan IAR Indonesia Argitoe Ranting, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (2/12).
Argitoe menjelaskan Epen masih dalam kondisi mengeluarkan air susu. IAR Indonesia meyakini Epen baru saja kehilangan bayinya karena kekurangan nutrisi. Andai tim dari IAR Indonesia dan BKSDA terlambat menyelamatkan, Argitoe memprediksi Epen sebentar lagi akan mati.
Kondisi Jebur dan Epen kata Argitoe sama-sama kurus. Pihaknya memprediksi kedua individu ini sudah berbulan-bulan kelaparan dan tersesat di kebun milik warga.
Argitoe menyebut Epen dan Jebur merupakan individu orang utan ke delapan dan sembilan yang diselamatkan IAR dan BKSDA sejak Juli ini. Sembilan individu orangutan yang dievakuasi ini kata Argitoe merupakan korban kebakaran hutan dan lahan yang marak terjadi di Ketapang dan Kalimantan Barat pertengahan tahun ini.
"Semakin lama waktu yang kita ambil untuk menyelamatkan orangutan yang kehilangan habitatnya, kondisi mereka akan semakin kritis,” ucap
Argitoe.