REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyebut jalur sepeda di DKI Jakarta belum efektif penerapannya untuk pesepeda. Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya jalur sepeda DKI Jakarta yang diterobos oleh pengendara motor maupun pengendara mobil.
"Jalur sepeda, kalau hanya dibuat marka dan traffic cone kurang efektif penerapannya," ujar Djoko di Jakarta, Senin.
Djoko tidak menyalahkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta atas usaha pembuatan jalur sepeda kini. Hanya saja, ia menyayangkan masa sosialisasi yang singkat serta pembuatan jalur sepeda yang terkesan mendadak.
Sejumlah pengendara motor melintasi jalur sepeda di Jalan RS Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta, Kamis (21/11).
Hingga saat ini, fasilitas jalur sepeda DKI Jakarta belum lengkap, seperti belum tersedia pembatas pagar atau kanstin. Djoko menyarankan agar jalur sepeda Jakarta dapat meniru dari China dan Jepang dalam penerapannya dengan jalur sepeda yang dibatasi pagar cukup tinggi.
"Di China sikap warganya hampir sama dengan Indonesia, sulit diatur. Jadi memang harus dibangun pagar itu supaya jelas penindakannya nanti," kata Djoko.
Djoko juga mengatakan, jika fasilitas jalur sepeda belum tersedia, maka keefektifan jalur sepeda sulit tercipta dengan hanya mengandalkan petugas Dishub dan aparat polisi.
"Kalau hanya andalkan SDM polisi dan Dishub hanya 'cilukba' saja nanti karena akan sulit ditindak, hanya kejar-kejaran terus nanti," kata Djoko.
Selain itu, menurut Djoko, sosialisasi sejak dini penggunaan sepeda harus sudah mulai diterapkan. Contohnya, anak-anak sekolah dibiasakan berangkat sekolah dengan sepeda.